Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Mabes Polri Terkait Bentrok Mahasiswa dan Polisi di Makassar

Kompas.com - 28/11/2014, 15:48 WIB
Fathur Rochman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Republik Indonesia memberikan penjelasan terkait bentrokan antara mahasiswa dan polisi pada saat aksi demo menolak kenaikan harga bakar minyak (BBM) di Makassar. Dalam bentrokan tersebut, satu orang warga yang diketahui bernama Ary tewas akibat luka di kepala.

"Pemicunya banyak hal. Kemarin yang diinginkan teman-teman mahasiswa itu menolak kenaikan harga BBM," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto, saat menggelar jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (28/11/2014).

Agus menuturkan, dalam aksi demo tersebut, tujuan mahasiswa adalah ingin menyampaikan pendapat di kantor Gubernur Sulawesi Selatan. Namun, setibanya di kantor gubernur, para mahasiswa tersebut tidak diperkenankan masuk ke dalam oleh petugas yang berjaga. "Teman-teman mahasiswa tidak sabar dan melakukan pelemparan," kata Agus.

Agus mengatakan, akibat pelemparan yang dilakukan oleh mahasiswa, kemudian terjadi aksi saling lempar antara mahasiswa dan petugas yang melakukan pengamanan, yakni Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Tidak lama kemudian, anggota dari kepolisian datang untuk meredam aksi saling lempar tersebut.

Kemudian, Agus melanjutkan, dalam peristiwa tersebut, seorang anggota Dalmas Polrestabes Makassar, yaitu Aiptu Rahmat, mengalami luka robek di bagian kepala akibat lemparan batu. Selain itu, pintu pagar kantor gubernur juga mengalami kerusakan.

Bentrokan itu kemudian semakin besar hingga menyebabkan korban tewas bernama Ary. Korban tewas itu ditemukan di depan kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (27/11/14) malam. Ary, yang diduga bergabung dengan mahasiswa melakukan unjuk rasa menolak naiknya harga bahan bakar minyak, dilaporkan tewas tertabrak mobil water cannon milik polisi yang digunakan untuk membubarkan perlawanan mahasiswa dengan semprotan air.

Mabes Polri membantah tewasnya Ary karena dilindas mobil water cannon. Pada saat ditemukan, kondisi Ary dalam keadaan tertelungkup, dan ditemukan satu buah gigi yang tanggal. Kemudian, pada bagian rambut bawah kepala belakang, ditemukan luka robek sekitar 6 cm yang dimungkinkan akibat terkena benda tumpul. "Jadi, itu penjelasan dari forensik yang tadi sudah dirilis," ucap Agus Rianto.

Meskipun dibantah polisi, keluarga Ary masih menganggap tewasnya Ary karena ditabrak mobil water cannon milik polisi. Ayah Ary, Abdul Wahab, bahkan meminta pengemudi water cannon untuk segera ditangkap dan diadili.

"Kenapa mesti kau tabrak pakai mobil polisi? Kasihan itu anakku. Saya mau pelakunya yang membawa mobil polisi itu segera ditangkap dan diadili," ratap Abdul Wahab di depan jenazah anaknya. (Baca juga: "Kenapa Mesti Kau Tabrak Pakai Mobil Polisi? Kasihan Anakku")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com