Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Nenek Sanol yang Telantar di Tengah Kota Cirebon...

Kompas.com - 28/11/2014, 15:25 WIB
Kontributor KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com — Sanol tak pernah beranjak dari kamarnya. ‎Sudah berbulan-bulan, Sanol tidur, istirahat, serta buang air kecil dan besar di tempat yang sama. Wanita yang berusia lebih dari 75 tahun itu telantar di tengah ramainya pembangunan Kota Cirebon.

Tak hanya itu, ia pun terbuang dari data penerima dana bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) yang baru dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo.

Tak ada satu pun orang yang menemani Sanol di kamar seukuran sekitar 3 x 4 meter persegi, setiap harinya. Witri (49), keponakan Sanol, juga hanya datang saat memberi makan dan minum untuk tantenya itu. "Sudah belum Mas foto-fotonya. Kasihan bau pisan," katanya saat memegangi pintu ‎kamarnya Sanol, Jumat siang (28/11/2014).

Witri dan Sanol tinggal di Kampung Karang Dawa Barat, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Witri tinggal bersama suaminya yang hanya bekerja sebagai pencari kerang di pesisir laut. Mereka harus bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mereka adalah salah satu keluarga yang tersisihkan dari perhatian pemerintah daerah hingga pusat. ‎Mereka tak mendapatkan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) sebagai kompensasi dari kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Kita semua yang berusaha memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan, beberapa warga memberikan bantuan untuk makan bibi saya (Sanol-red)," kata Witri.

Witri berharap, pemerintah dapat adil, memberikan bantuan bagi yang benar-benar membutuhkan. "Saya gak tau Mas, sekarang gak dapat bantuan. Katanya mah gantian, tapi anehnya mereka yang punya warung, punya motor banyak, kok dapat," ungkap Witri.

Rodi Rohiman, Ketua RT 02, Kelurahan Pegambiran, Kampung Karang Dawa Barat, mengaku kecewa terhadap pemerintah yang terkesan asal-asalan melakukan pendataan. Banyak warga yang berdagang dan punya motor banyak mendapat bantuan.

Namun, tidak sedikit juga, warga yang benar-benar tak mampu justru terlewatkan. "Kami yang kena getahnya Mas, ‎warga yang tak mendapat bantuan, marah-marahnya ya sama kami orang yang paling dekat dengan mereka. Padahal, kami sendiri tak tahu soal data warga yang dapat dan tidak dapat bantuan," ungkap pria yang sudah 38 tahun menjabat Ketua RT tersebut.

‎Untung, Ketua RW 03, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, menyebutkan, sebanyak 37 keluarga tak mampu tidak mendapatkan dana PSKS. Menurut dia, berdasarkan hasil rapat 11 November lalu, data penyaluran menggunakan pendataan program langsung sosial pada tahun 2011.

"Ini baru satu RW saja. Masih banyak keluarga yang kurang mampu dan tidak mendapatkan bantuan di seluruh RW Kota Cirebon," kata Untung.

Untung mengaku berulang kali diprotes warganya lantaran banyak warga miskin tak mendapatkan bantuan. Untung bersama ketua RW sekota Cirebon akan melakukan pendataan bersama-sama seluruh RT dan RW untuk pemuktahiran data, untuk pembagian tiga "kartu sakti" Jokowi, yakni Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com