Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Malas-malasan Demo, Orator "Ngamuk"

Kompas.com - 20/11/2014, 17:26 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Ribuan buruh dari berbagai elemen organisasi buruh mengepung Gedung Sate, di Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (20/11/2014). Mereka melakukan unjuk rasa, menuntut upah dinaikkan 30 persen pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Di sela-sela aksi, salah seorang orator, Asep Jamaludin, mengungkapkan kekecewaan terhadap sebagian besar buruh yang ada di depan halaman Gedung Sate. Pasalnya, sebagian besar buruh yang sudah ada di Gedung Sate malah bersantai dengan duduk-duduk di tangga-tangga Lapangan Gasibu sambil makan dan minum di bawah pohon rindang.

Sementara itu, sebagian kecil buruh berdiri tegak, membawa bendera dan toa di bawah panas terik matahari, menunggu kedatangan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Mereka bergantian menjadi orator. Sesekali, mereka melantunkan lagu dangdut, lalu mereka berjoget bersama.

"Woi, turun, turun, turun ke jalan, jangan hanya duduk-duduk berteduh. Kita ini datang ke sini buat apa? Kita ini kan sedang berjuang. Kalau hanya mau berteduh, duduk-duduk santai dan maunya hanya nonton mending balik saja ke rumah. Jangan ada di sini, percuma kita datang jauh-jauh. Mau berjuang tidak? Kalau tidak, mending bubar semua," ungkap Asep dalam orasinya di hadapan ribuan buruh se-Jabar.

Menurut dia, demo hari ini merupakan penentuan sebelum besaran upah minimum kabupaten/kota (UMK) diketok palu oleh Ahmad Heryawan.

"Kita datang ke sini bukan cuma untuk ngelihat Gedung Sate. Kita ini kan sedang berjuang, hari ini adalah penentuan, penentuan untuk sejengkal perut kita. Woi, yang baju ijo, turun semua, jangan malu-maluin. Ini mau berjuang tidak? Kita ini sedang berjuang, mau upah naik enggak?" seru Asep menggebu-gebu.

Terlihat keringat bercucuran di wajahnya. Ribuan buruh sontak terdiam mendengar Asep berteriak seperti itu. Sebagian buruh langsung berdiri dan maju ke depan.  

"Ayo, kita maju," kata salah seorang buruh. 

Namun, sebagian lagi malah tidak menggubris dan tetap berteduh dan duduk-duduk santai. 

"Ayo turun, woi, jangan malu-maluin," lanjut Asep kemudian.

Asep juga sempat mengungkapkan kekesalannya kepada para buruh yang berjoget ria.

"Kalau untuk joget-joget juga ngapain kita ke sini? Aksi ini yang utamanya perjuangan, joget- joget mah nomor dua, itu yang saya lakukan untuk perjuangan ini. Sekarang ngapain datang jauh-jauh kalau hanya untuk duduk-duduk dan joget-joget?" keluhnya.

Sebelumnya diberitakan, pasca-kenaikan harga BBM, para buruh di Jabar menuntut upah naik 30 persen dari nilai upah sebelumnya.

Selain itu, para buruh menuntut untuk melakukan revisi Permenakertrans RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang komponen kebutuhan hidup layak dari 60 item menjadi 84 item. Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari kepolisian. Sekitar 1.600 personel Polrestabes Bandung diterjunkan untuk mengamankan aksi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com