Siswanti diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 21 gedung tempatnya bekerja di Tong Yun Hang Building, Hongkong, Jumat lalu. Siswanti bekerja sebagai buruh rumah tangga di gedung tersebut.
Namun, menurut Saturi, adik ipar korban, pihak keluarga telah menerima dokumen berita acara serah terima jenazah dan kontrak kerja serta paspor milik korban.
"Sementara untuk hasil otopsi, belum kami terima," ungkapnya, Kamis (6/11/2014).
Dalam penyerahan jenazah korban itu, juga hadir perwakilan dari pihak perusahaan, yakni PT Eka Jasa Alim Prima, yang memberangkatkan korban ke Hongkong. Dalam berita acara serah terima jenazah, lanjut Saturi, terdapat keterangan bahwa pihak perusahaan telah memberi santunan sebesar Rp 5 juta.
"Juga ada keterangan bahwa korban meninggal akibat bunuh diri," katanya.
Sementara itu, Kasi Penempatan TKI Disnakertrans Malang Sukardi mengatakan bahwa pihak perusahaan telah mengaku sudah menyerahkan semua dokumen kepada pihak keluarga, termasuk rekam medis maupun hasil otopsi dari aparat terkait di Hongkong.
"Namun, setelah dicek oleh kami, hasil otopsi ternyata tidak ada. Pihak keluarga tidak menerimanya. Hal semacam ini sudah biasa terjadi dan kemungkinan hasil otopsi itu dibawa oleh pihak perusahaan yang memberangkatkannya," katanya.
Sementara itu, saat jenazah sudah ada, pihak keluarga berusaha membuka peti jenazah untuk mengetahui kondisi jenazah. Namun, pihak keluarga hanya bisa membuka peti jenazah lapisan luarnya saja. Sebab, diketahui peti jenazah berlapis-lapis.
Jenazah janda satu anak itu langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat.
"Dimakamkan sekitar pukul 01.15 WIB," ungkap Saturi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.