Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jet yang Dipaksa Mendarat Berpenumpang Tim Penyambut Pangeran Arab Saudi

Kompas.com - 03/11/2014, 22:59 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Pesawat jet jenis Gulf Stream HZ-103 milik Saudi Arabian Airlines dipaksa mendarat di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), oleh dua pesawat tempur TNI AU jenis Sukhoi SU-27/30MKI Flankers.

Pesawat asal Arab Saudi yang memuat 13 orang (7 penumpang, 2 pilot, 2 kopilot, dan 2 pramugari) ini melintasi wilayah udara Indonesia di bagian selatan Kupang tanpa izin sehingga dikejar Sukhoi dan dipaksa mendarat.

Informasi yang dihimpun Kompas.com menyebutkan, pesawat tersebut diketahui terbang dari Singapura tujuan Australia mengangkut tim pendahulu yang akan mempersiapkan kunjungan pangeran Kerajaan Arab Saudi ke Australia. Namun, ketika melintas di wilayah Indonesia, pesawat tersebut rupanya melanggar sehingga langsung dipaksa mendarat oleh jet temput TNI.

Nama-nama 13 kru pesawat Saudi Arabian Airlines tersebut yakni pilot terdiri dari Waleed Abdul Aziz dan Abdullah Aziz Ibrahim, dua kopilot yakni Muhammed Suliman dan Muhammed Saud, serta pramugari Kaitouni Oulaya dan Safa. Sementara tujuh penumpangnya yakni Muhammed Dhafir, Sami Amadh, Muhammed Abdulah, Hussin Ali, Khalid Mushabbad, Atiah Ayed, dan Domino Domingo.

Komandan operasi TNI AURI Pangkalan TNI AU Eltari Kupang Andi Wijaya kepada Kompas.com, Senin (3/11/2014), mengatakan, pesawat dan penumpangnya masih ditahan dan sedang diinterogasi dari pukul 14.47 Wita.

“Pesawat ini dipaksa turun oleh dua pesawat Shukoi jenis SU30 dari Makassar yang melakukan pengejaran pesawat asal Arab Saudi itu. Tujuh orang penumpang pesawat tersebut diketahui berasal dari Pemerintah Arab Saudi,” beber Andi.

Menurut Andi, pesawat tersebut dipaksa turun karena melintasi wilayah Indonesia tanpa izin pihak otoritas. Pesawat HZ 103 sempat dua hari berada di Singapura sebelum melakukan penerbangan menuju Australia. Belum diketahui pasti misi pesawat tersebut pergi ke Australia.

“Pesannya bahwa kita TNI AU tetap menjaga kedaulatan wilayah kita. Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga setiap penerbangan gelap yang masuk, maka kita akan force down (pendaratan paksa) dan kalau tidak mau, ya kita tembak,” beber Andi.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com