Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bela Diri, Melepaskannya dari Kanker Payudara...

Kompas.com - 31/10/2014, 09:11 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Diah Erawati AS terdiam beberapa saat. Ia masih tak percaya dengan vonis dokter yang mengatakan, kesempatan hidupnya hanya tiga bulan. Sebab, sejak dinyatakan positif kanker payudara, ia optimistis bisa mengalahkan penyakit tersebut.

“Saya tidak percaya apa yang dikatakan dokter. Karena Allah lah yang menentukan hidup dan mati saya,” kenang Diah, Kamis (30/10/2014) kemarin.

Diah pun bangkit. Dengan semangat yang dimiliki, ia menjalankan semua proses pengobatan yang dianjurkan dokter. Mulai dari operasi, kemoterapi, hingga radiasi. Namun yang paling penting dari pengobatan adalah bagaimana menjaga semangat dan percaya diri agar tidak luntur. Karena hal itulah yang sebenarnya sangat sulit.

“Jangan salah loh, untuk sembuh, nomor satu itu semangat dan percaya diri. Seberapa kaya pun kita, kalau tidak memiliki semangat untuk sembuh, sangat sulit mengalahkan kanker,” ucapnya.

Dia bertutur, pengobatan kanker itu menyakitkan, mahal, sehingga membuat penderita down. Ia lalu mencontohkan, pascakemoterapi penderita akan mengalami mual hebat. Makanan apapun yang dimasukkan akan keluar lagi karena tubuh menolaknya. Padahal, untuk sembuh, tubuh memerlukan nutrisi yang bersumber dari makanan. Dengan semangat itulah, penderita akan berjuang keras memasukkan makanan ke tubuhnya, untuk membantu proses penyembuhan.

“Semangat dan percaya diri mutlak dibutuhkan untuk penderita kanker. Hilangkan semua ketakutan dalam diri. Karena memang tidak sedikit penderita yang divonis kanker ketakutan suaminya selingkuh. Bahkan ada pula penderita yang ditinggalkan suami setelah mengetahui istrinya kanker. Ini tentunya pukulan besar, dan untuk bangkit membutuhkan percaya diri dan semangat yang super besar,” ungkap dia.

Cara yang dilakukan Diah untuk menumbuhkan percaya diri dan semangatnya adalah dengan mengikuti Women Self Defense of Kushin Ryu (WSDK), yakni bela diri pertahanan diri untuk perempuan. Gerakan bela diri ini sangat aman untuk penderita kanker karena praktis, mudah, dan bisa dilakukan siapa pun meski tidak memiliki dasar beladiri.

“Orang yang kena kanker dituntut untuk bergerak, tapi proses pengobatan membuat malas. Dengan WSDK ini kita bisa bergerak dengan aman serta fun,” ungkapnya.

Bahkan kini, ia menolak obat-obatan yang diberikan dokter. Ia tidak ingin ketergantungan pada obat yang seharusnya ia konsumsi lima tahun ke depan. “Awalnya suami protes, tapi begitu saya bilang ke dokter, dokter memperbolehkan jika saya kuat. Dan saya sudah buktikan saya kuat. Vonis tiga bulan yang diberikan dokter tidak terbukti,” imbuhnya.

Keberhasilan Diah menumbuhkan semangat dan lepas dari kanker, membuatnya ingin berbagai dengan survivor kanker lainnya. Karena itu, dalam waktu dekat, sejumlah penderita kanker yang tergabung dalam Bandung Cancer Society (BCS) akan bergabung ke WSDK.

Pelatih dan Pembina WSDK, Eko Hendrawan mengatakan, kegiatan ini bukan hanya untuk berlatih bela diri. Namun berusaha membangun kesadaran perempuan meningkatkan keinginan dalam dirinya untuk memberdayakan dirinya.

“Perempuan sekali-kali perlu keluar dari rutinitas yang itu-itu saja dengan cara yang positif seperti beladiri,” kata Eko.

Eko mengingatkan, perempuan itu makhluk hebat, karena lebih tahan dalam kondisi apapun. Itu terlihat dari peserta WSDK yang begitu beragam. Mulai dari survivor kanker, korban KDRT, single parent, dan lainnya.

Selain berlatih beladiri, mereka kerap saling menguatkan dan berbagi pengalaman. Sehingga dengan sendirinya rasa semangat dan percaya diri tumbuh dengan sendirinya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com