Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Caosan, agar Merapi Terus "Tersenyum"

Kompas.com - 23/10/2014, 16:07 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Ratusan warga lereng Gunung Merapi, di Dusun Ngentak Tegal, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang mengikuti ritual Caosan Merapi, Kamis (23/10/2014) pagi.

Ritual ini merupakan keyakinan warga sebagai sebuah persembahan dan permohonan keselamatan bagi warga Desa Sumber yang berjarak sekitar delapan kilometer dari puncak Merapi.

Prosesi ritual "Caosan Merapi" diawali dengan penyembelihan seekor kerbau jenis branggah yang berukuran besar. Bagian kepala kerbau, kaki dan ekor lalu dikirab menuju puncak Merapi. Sedangkan bagian daging kerbau dimasak dan dibagi-bagikankan kepada masyarakat setempat.

Selain ketiga bagian tubuh kerbau itu, sejumlah sesaji juga ikut diarak. Antara lain berupa nasi tumpeng berjumlah sembilan buah, sebuang ingkung ayam, beragam bunga, jajan pasar, sayur mayur, buah-buahan dan hasil bumi lainnya. Seluruh sesaji tersebut diarak oleh sekitar 50 orang laki-laki berpakaian adat Jawa yang mereka sebut sebagai pasukan perjuritan.

Di antara mereka ada dua orang berpakaian ala tokoh pewayangan bernama petruk dan Gareng. Dua orang tersebut merupakan anak dan menantu Mbah Gini (88), salah seorang sesepuh desa yang telah dianggap sebagai juru kunci Gunung Merapi di wilayah tersebut.

"Ini (ritual) sebagai bentuk permohonan kami agar diberi perlindungan, keamanan dan keselamatan hidup di kawasan Merapi," ujar Mbah Gini, seusai kegiatan.

Menurut Mbah Gini, ritual ini digelar setiap tahun menjelang pergantian tahun hijriah (Muharram/Sura). Seluruh sesaji yang telah disiapkan itu kemudian dimasukkan ke dalam Gunung Merapi melalui kawah yang ada diatas puncak. Namun sebelum itu, ritual doa dilakukan di Pasar Bubrah yang berjarak sekitar empat kilometer dari puncak gunung api teraktif di Indonesia itu.

"Kami pakai binatang kerbau itu tidak ada makna atau maksud apapun, hanya ubo rampe (sarana) saja, intinya kami berdoa agar Indonesia khususnya masyarakat Merapi aman-aman saja. Seperti sekarang, Merapi masih mesem (senyum) terus," ujar Mbah Gini, sembari tersenyum.

Agus Sumarno (37), tokoh pemuda dusun setempat mengutarakan, ritual caosan Merapi adalah salah satu rangkaian ritual yang Ruwatan Bumi Pertiwi yang akan digelar selama tiga hari ke depan. “Harapannya, Merapi dalam kondisi aman, warga selalu dalam keselamatan dan sejahtera,” ucap Agus.

Nantinya ritual juga akan dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit dengan Dalang Ki Mantep Soedarsono dari Sukoharjo, Solo, Jumat (24/10/2014). Ritual diakhiri dengan larung sesaji di Pantai Parangndog, Wonosari, Gunung Kidul, Sabtu (25/10/2014). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com