Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Cemari Laut, PLTU Nii Tanasa Disegel Warga

Kompas.com - 21/10/2014, 17:30 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Ratusan warga dari Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, menyegel pintu masuk kantor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nii Tanasa, Selasa (21/10/2014).

Tak hanya itu, warga juga melempari ikan busuk ke halaman perusahaan hingga mengenai karyawan yang menyaksikan aksi tersebut. Aksi itu dilakukan, lantaran limbah air panas dan zat kimia yang dibuang langsung ke laut oleh PLTU, menyebabkan rumput laut petani gagal panen.

Koordinator aksi yang Ketua Taman Laut Kima Tolitoli dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Habib Nadjar Buduha dalam orasinya, mengatakan bahwa limbah perusahaan milik negara itu telah menyebabkan kerusakan laut dan biotanya serta lingkungan hidup di Kecamatan Lalonggasumeeto.

"PLTU ini merupakan salah satu perusahaan yang masuk dalam daftar hitam berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Lingkungan Hidup Nomor 349 tahun 2013 tanggal 9 Desember 2013. Saya menduga bahwa PLTU dalam beroperasi tidak memiliki izin amdal, jadi saya menegaskan kepada perusahaan untuk menghentikan sementara operasional PLTU hingga perbaikan segala kerusakan dan dampaknya telah selesai dituntaskan," tegas Habib.

Warga yang terlanjur kecewa dengan perusahaan, lalu membakar bakar ban dan coba mendobrak pagar besi kantor PLTU. Namun aksi tersebut bisa dicegah aparat kepolisian yang mengawal aksi tersebut.

Tak hanya menyuarakan pencemaran lingkungan, warga juga memprotes proses rekrutmen karyawan lokal dan juga realisasi pengelolaan Company Social Responsibility (CSR) yang merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar.

Setelah beberapa jam berorasi di depan PLTU, warga tak kunjung ditemui pihak perusahaan. Mereka kemudian membubarkan diri dengan tertib dan berjanji akan mendatangi perusahaan tersebut.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com