Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidak ke SD, Legislator Semarang Ungkap Program "Multigrade" Fiktif

Kompas.com - 30/09/2014, 15:49 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Inspeksi mendadak anggota DPRD Kabupaten Semarang, The Hok Hiong ke SDN Candigaron 04, Kecamatan Sumowono, Selasa (30/9/2014) siang mengungkap program multigrade fiktif.

Program pembelajaran multigrade teaching sebelumnya diklaim oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang telah diterapkan di sejumlah sekolah selama satu tahun terakhir, termasuk di SDN Candigaron 4. Program kelas rangkap tersebut merupakan bentuk kerja sama dengan United States Agency for International Development (USAID).

"Sosialisasi juga belum, pengertian multrigrade teaching itu apa? Itu seharusnya kami dan guru-guru di sini diberi sosialisasi. Diberi pengertian, dibekali paling tidak. Jadi kami merasa kewalahan karena kekurangan guru," kata Subari, kepala SDN Candigaron 04 saat ditanyai oleh The Hok.

Subari mengatakan, proses belajar mengajar di SDN Candigaron 4 tidak bisa berjalan normal sejak pihak Disdik memutasi dua guru sekaligus tanpa memberikan guru pengganti. Ironisnya, proses mutasi terhadap salah satu gurunya tidak melalui prosedur yang benar.

"Pada waktu pemindahan saya tidak diberitahu, tahu-tahu dipindah. SK-nya terhitung sejak 1 September. Kalau yang satunya memang di sini sudah 6 tahun, jadi kami anggap wajar. Tapi yang bu Alin, dia baru dua tahunan. Memang soal pindah itu kewenangan dinas, itu pun kalau sudah ada gantinya. Kalau belum kan kami repot," kata Sobari.

Menanggapi hal itu, The Hok menuding Kepala Dinas Pendidikan, Dewi Pramuningsih telah melakukan pembohongan publik yang menyatakan bahwa di SDN Candigaron 4 tidak mengalami kekurangan guru karena sudah menerapkan program multigrade atau kelas rangkap.

"Kita sudah memberi peringatan kepada dinas, soal kekosongan guru di SD Candigaron 4, menyusul surat dari UPTD yang diabaikan. Bukannya ditanggapi, tahu-tahu Dinas melalui media malah menjawab kalau SD Candigaron sudah menerapkan multigrade teaching. Tapi ketika ditanyakan ke sekolah, mereka tidak tahu apa-apa. Ini kan pembohongan publik!" tuding The Hok, berang.

Kepada The Hok, Subari meminta agar Pemkab Semarang dalam hal ini Disdik segera memberikan guru pengganti untuk mengisi kekosongan formasi guru kelas 1 dan kelas 2. Namun jika Disdik benar-benar ingin menerapkan program multigrade, pihaknya menyatakan siap asalkan diberi pembekalan terlebih dahulu.

"Harapan kami segera diberi guru pengganti. Kalau mau diterapkan multigrade segera saja diberi pembekalan," harap Subari.

Sebelumnya dikabarkan, SDN Candigaron 4 kekurangan guru yang disinyalisasi akibat kebijakan mutasi salah satu guru oleh Disdik setempat yang dianggap gegabah. Namun Disdik berdalih tidak pernah terjadi kekosongan guru di SDN Candigaron 4. Sebab, selama satu tahun terakhir ini di SD tersebut telah menerapkan program multigrade teaching, sebuah model pembelajaran kelas rangkap, hasil kerja sama dengan USAID.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Dewi Pramungingsih menjelaskan bahwa jumlah siswa di SDN Candigaron 04 Sumowono hanya 42 orang yang terbagi menjadi 6 kelas. Melihat jumlah siswanya yang terlalu sedikit, dia menilai satu guru mampu mengajar dua kelas atau kelas rangkap.

Dewi menggambarkan, siswa kelas I dan II diajar oleh kepala sekolah, Subari, dibantu guru agama Islam, Nurhayati. Lalu kelas III diajar guru agama Budha, Susono; kelas IV diampu Supangiman; kelas V diampu Tritun Sirotin, dan; kelas VI diampu Uripno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com