Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Bencana Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr Ritha Tahitu, kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (22/9/2014), mengatakan, langkah tersebut dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut agar tidak menular kepada anak balita lainnya.
"Sasaran imunisasi ini dilakukan bagi semua bayi dan anak balita yang belum diimunisasi. Itu sedang dilakukan," ungkap Ritha.
Selain menggelar imunisasi, dalam kunjungan ke Aru beberapa waktu lalu, pihaknya juga memberikan bantuan asupan gizi berupa makanan dan vitamin bagi anak-anak di daerah-daerah rawan penyebaran campak tersebut.
"Kita investigasi langsung ke sana, dan kita juga telah rekomendasikan agar dibentuk posko kesehatan di Desa Tungwatu. Posko itu akan berfungsi selama 24 jam dan akan ditempati petugas medis di sana," ujar dia.
Di Desa Tungwatu, kata Ritha, sebanyak 73 anak balita terserang penyakit campak, tujuh anak balita di antaranya meninggal dunia. Total korban meninggal dari penularan penyakit tersebut sendiri sebanyak delapan anak balita.
Ritha menjelaskan, untuk mencegah penularannya, petugas medis juga akan secara rutin memonitor dan mengunjungi langsung rumah-rumah warga. Ritha mengatakan, penempatan petugas medis di desa yang rawan penyebaran campak akan dilakukan secara permanen.
"Petugas akan ditempatkan secara permanen untuk memonitor perkembangan warga. Mereka juga akan setiap hari mengunjungi rumah-rumah warga untuk memantau langsung," kata dia.
Ritha mengatakan, penularan campak di Aru ini disebabkan lingkungan sanitasi yang buruk serta kurangnya asupan gizi yang baik bagi anak. Karena itu, dia meminta kepada warga agar dapat memperhatikan lingkungannya dengan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.