Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lebih Baik Menjatuhkan Nasi Segumpal daripada Air Setetes"

Kompas.com - 16/09/2014, 17:25 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Ekspektasi yang diwujudkan dalam bentuk cita-cita bagi warga Desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, saat ini adalah ingin memperoleh air bersih yang layak.

Krisis air yang terjadi di desa yang berbatasan langsung dengan Sub Distrik Pasabe, Distrik Oekusi, Timor Leste, ini sudah berlangsung sepanjang tahun. Namun, hingga kini pemerintah setempat rupanya belum merespons persoalan penting bagi masyarakat tersebut.

Letak topografi Desa Haumeni Ana sendiri berada di ketinggian, yakni di sekitar Gunung Biluku pada barisan pegunungan Miomaffo yang tentunya kandungan (debit) airnya sangat sedikit. Akibatnya, untuk memperoleh air dari sumber mata air, warga setempat harus berjalan menempuh jarak hampir tujuh kilometer.

"Kami warga di Desa Haumeni Ana punya ungkapan begini, 'Lebih baik menjatuhkan nasi segumpal daripada air setetes'. Itu artinya bahwa warga di sini sangat menginginkan air untuk keperluan sehari-hari," kata Kepala SDN Nunpo, Yasintus Obe, ketika memberi kata sambutan dalam kegiatan bakti sosial yang digelar TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infanteri 742/Satya Wira Yudha di SDN Nunpo, Selasa (16/9/2014).

Menurut Yasintus, dampak dari krisis air yang terjadi di desanya tersebut khusus untuk anak didiknya, yakni setiap hari anak-anak sering terlambat ke sekolah karena masih harus mencari air. Selain itu, anak-anak juga tak pernah mandi pagi dan jarang menggosok gigi sehingga guru selalu mencium aroma yang kurang sedap ketika sedang mengajar.

"Anak-anak sekolah mandi tiga hari sekali, itu pun kalau dapat air bersih, karena jarak ke sumber air bersih sekitar tujuh kilometer. Itu pun di desa tetangga. Karena itu, harapan dari kami agar pemerintah daerah memperhatikan pengadaan air bersih bagi wilayah Desa Haumeni Ana karena kami adalah garda terdepan dan wajah negara Republik Indonesia dengan wilayah Timor Leste," harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Haumeni Ana, Petrus Asuat, mengaku sudah meminta bantuan ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), tetapi tidak diakomodasi dengan alasan debit air dari sumber mata air Mutis sangat kecil sehingga tidak bisa menjangkau Desa Haumeni Ana yang berada di dataran tinggi.

"Desa kami ini berbatasan langsung dengan Timor Leste sehingga menjadi beranda terdepan negara Indonesia. Namun, air masih menjadi kendala utama kami sehingga kami minta pemerintah segera memperhatikan hal ini. Bagaimana kehidupan masyarakat di sini bisa sehat kalau airnya saja tidak ada. Kalaupun ada, itu sangat kotor dan tak layak dikonsumsi," ujar Petrus.

Dibantu TNI

Menjawab harapan masyarakat itu, Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infanteri 742/ Satya Wira Yudha, Letnan Kolonel Infanteri Fransiscus Ari Susetio, mengatakan, TNI di perbatasan sudah melakukan upaya pemasangan pipa air bersih sepanjang 1,3 kilometer sejak bulan Juni 2014 lalu. Saat ini, kata Fransiscus, anggota TNI bersama warga sedang menyambung pipa menuju permukiman warga Haumeni Ana. Penyambungan dilakukan menggunakan pipa yang diambil dari sisa-sisa pipa yang masih baik.

"Dengan segala keterbatasan, kita sudah buat sambungan pipa dari sumber air itu menuju permukiman warga kini sudah mencapai 1,3 kilometer. Selama ini, warga di Desa Haumeni Ana maupun anggota TNI yang bertugas di Pos Haumeni Ana sangat kekurangan air bersih sehingga harus bersusah payah mencari sumber air bersih," ungkap Fransiscus.

Selain itu, dia pun sudah membuat rencana untuk menyambung lagi pipa hingga permukiman warga yang berjarak kurang lebih tiga kilometer. Namun, rencana itu masih terkendala terbatasnya persediaan pipa yang ada.

"Saat ini, kita masih berusaha cari pipa untuk bisa menyambung hingga sampai permukiman warga," kata Fransiscus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com