"Yang pertama "erna erna", kemudian berubah menjadi "naer naer". Saat itu, kedua akun ini telah diketahui penyidik. Bahkan, penyidik meng-capture-nya langsung, termasuk obrolan pembuat FB palsu itu yang mencantumkan nomor teleponku ke komunitas 'kimcil' semarang," ujar Ernawaty.
Seperti yang telah diberitakan, kasus akun palsu tersebut telah dilaporkan ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah pada 9 Mei 2014 lalu. Sejalan dengan perkembangan penyidikan kasus tersebut, akun palsu FB Erna berganti nama lagi.
"Akun itu telah berubah lagi menjadi 'anre naer anre', kemudian off setelah tahu aku serius lapor. Tapi, kemudian aktif lagi dengan akun baru 'anre naer anre' sejak setelah Lebaran kemarin. Off sebelum puasa," ujar dia.
Ernawaty menyimpulkan, bergantinya nama akun palsu hingga empat kali menunjukkan pelaku mengetahui perkembangan kasusnya dalam penyelidikan pihak kepolisian. Ia meyakini pelaku adalah orang dekat atau orang yang pernah dekat dengannya.
"Ini bukan orang lain, apalagi nomor telepon dan alamat rumah orangtuaku di Gombel (yang dicantumkan), hanya orang-orang tertentu yang tahu," kata dia.
Ditemui terpisah, Kepala Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Djoko Purbohadijoyo mengaku saat ini belum menemukan identitas pelalu pemalsu akun FB jurnalis Ernawaty.
Dalam hal kasus cyber crime, kata Joko, polisi tidak bisa bekerja hanya berdasarkan dugaan-dugaan, tetapi fakta dan bukti yang mengarah pada pelaku. "Kalau (misalnya) pelaku tidak ngaku tidak apa-apa. Tapi, kalau petunjuk maupun alat-alat bukti bergerak kepada dia, ya kita akan bergerak ke sana. Kalau cuma dugaan (tidak bisa), harus berdasarkan teknologi IT juga yang menggiring kepada siapa pelakunya," kata Joko.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ernawaty, yang adalah wartawati koran Wawasan yang bertugas di Kota Salatiga, tiba-tiba dikenal sebagai wanita panggilan di dunia maya. Seseorang yang hingga kini masih misterius telah membuat akun atas nama Erna dan menampilkan profilnya sebagai wanita pemuas seks yang bisa diajak kencan dengan tarif tertentu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.