Ikra Jalani Aspirasinya dari Kursi Rodanya ...

Siswa SMP Luar Biasa di Sumbawa ini adalah salah seorang pemenang Olimpiade Sains Nasional Pendidikan Khusus-Layanan Khusus (OSN PK-LK) ke-13 yang digelar di Mataram pada 1-5 September lalu. Meski tak sempat meraih medali emas, Ikra tetap bersyukur bisa meraih juara harapan satu bidang lomba Biologi.

"Soalnya lumayan sulit, tapi alhamdulilah saya bisa juara" kata Ikra usai menerima kalungan medali, piala dan uang tunai senilai Rp 2,5 juta.

Meski memiliki keterbatasan fisik, Ikra tak merasa rendah diri. Dia bersemangat menjawab pertanyaan wartawan yang mengerubunginya. Salah satunya ketika para wartawan menanyakan cita-citanya.

"Insya Allah saya mau jadi ustaz, dan kuliah sampai s3," kata Ikra ketika ditanya soal cita-citanya.

Sang ayah, Abdurrahim juga sama bangganya melihat prestasi anaknya. Menurut Abdurrahim, meskipun sehari-hari Ikra harus beraktivitas di atas kursi roda, dia tetap menjalani hidup dengan penuh semangat.

"Kemauan dan semangatnya memang sangat kuat. Anda dengar sendiri dia ingin kuliah sampai S3." kata Abdurrahim bangga.

Untuk cita-cita anaknya yang tinggi itu, Adurrahim mendukung sepenuhnya.

"Kalau untuk pendidikannya, pasti akan saya dukung, sesuai kemampuan saya." kata Abdurrahim yang sehari-hari berprofesi sebagai seorang guru.

Semangat Ikramansyah dan puluhan anak-anak berkebutuhan khusus membuat haru para hadirin yang menyaksikan upacara penutupan OSN PK-LK di Hotel Lombok Raya, Kamis. Karena tak mampu berjalan normal, mereka yang meraih juara naik ke panggung dengan bantuan guru atau pendamping mereka. Beberapa orang bahkan menerima piala dan kalungan medali diatas kursi rodanya, seperti juga Ikramansyah.

OSN PK-LK ke-13 menggelar beberapa bidang lomba, di antaranya, Matematika SDLB dan SMPLB, IPA SDLB dan SMPLB, Cerdas Cermat MIPA SDLB dan SMPLB, IT/Komputer dan Kewirausahaan untuk SMPLB. Sementara itu, PK-LK Dikmen mempertandingkan 3 kategori lomba yaitu Matematika, IPA, dan Karya Ilmiah.

Direktur Pembinaan PK-LK Dikdas DR. Mujito, yang menutup pelaksanaan OSN ke-13, menyatakan kebangaannya pada prestasi yang diraih anak-anak berkebutuhan khusus itu. Dalam sebuah pidatonya, Mujito berpesan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus itu tak perlu dikasihani.

"Mereka cukup diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dan pestasi," kata Mujito.