Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Kesurupan, Penari Seblang Pengganti Menari dalam Kondisi Hamil

Kompas.com - 09/08/2014, 08:09 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Setelah tertunda sepekan, akhirnya upacara adat Seblang, tradisi tolak bala dan selamatan Desa Olehsari Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, akhirnya dimulai Jumat (8/8/2014) kemarin.

Tri Muftahul Jannnah yang ditunjuk sebagai penari Seblang pekan lalu akhirnya digantikan kembali oleh Suidah (18) penari Seblang selama 7 tahun berturut-turut menari di tradisi tolak bala masyarakat Using. Padahal Suidah sudah menikah dan saat ini dalam kondisi hamil satu bulan.

"Akhirnya ada pawang Mbah Nik yang kejiman (kesurupan) dan menunjuk kembali Suidah. Tahun ini adalah tahun ke tujuh Suidah sebagai penari Seblang," kata Anshori, Pemangku Adat Desa Olehsari. Dia juga mengaku banyak menjawab pertanyaan warga yang mempertanyakan penunjukan kembali Suidah sebagai Seblang, karena yang mereka ketahui penari Seblang harus seorang perawan.

"Pada saat menari pertama kali di umur 11 tahun, Suidah masih perawan namun memang tahun ini roh leluhur kami meminta Suidah kembali yang menari. Penari Seblang yang sudah menikah dan hamil juga pernah dialami oleh Mbah Juni, neneknya Suidah selama 9 tahun berturut-turut. Termasuk juga ibunya Suidah. Walaupun menikah ia tetap menjadi penari Seblang 9 tahun berturut-turut. Penari Seblang yang diharuskan adalah perempuan dan pertama kali menari dalam keadaan perawan," papar Anshori.

Sementara itu Suidah, penari Seblang saat ditemui Kompas.com sebelum tampil mengaku ikhlas melakukan tugasnya sebagai Seblang. "Saya enggak bisa menolak karena ini sudah menjadi tanggung jawab saya. Saya yang terpilih lagi. Alhamdulilah suami saya mengijinkan saya menjadi Seblang dan semoga calon anak saya tidak apa-apa," kata Suidah yang baru menikah Oktober lalu sambil mengelus perutnya.

Sementara itu, Mbah Juni, nenek Suidah yang dulu juga menjadi Seblang hanya bisa mendoakan semoga cucu nya yang saat menari dalam keadaan hamil selalu sehat dan selamat.

"Kasihan ya pasti kasihan karena saya pernah ngalami. Waktu itu saya hamil sudah lebih 5 bulan tapi setelah jadi Seblang bayinya hilang dari perut, " kata perempuan yang berjualan makanan Sambal Semanggi di area pentas Seblang.

"Semoga Suidah dan calon anaknya baik-baik saja karena ia harus menari selama 7 hari berturut-turut," kata Mbah Juni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Upacara Adat Seblang di Desa Olehsari yang diagendakan tanggal 1-7 Agustus 2014 gagal digelar karena penari Seblang tidak kunjung kerasukan.

Menurut Mbah Sahwan, pawang seblang, tahun ini pelaksaan Seblang terkesan dipaksakan karena harus menyesuaikan dengan jadwal yang dibuat Pemkab Banyuwangi.

Upacara adat Seblang merupakan tarian yang dilakukan oleh perempuan dalam keadaan "trance" karena dirasuki roh leluhur, yang diiringi dengan gamelan dan lagu Bahasa Using. Masyarakat Using percaya jika Tari Seblang merupakan wujud rasa syukur atas rejeki yang melimpah dan sebagai upaya menolak bala untuk Desa Olehsari.

Saat upacara dimulai, penari perempuan dengan menggunakan omprog, -tutup kepala yang terbuat dari daun pisang muda. Kemudian penari akan dibawa ke panggung Payung Agung dan dibacakan mantra-mantra untuk mengundang roh halus sehingga penari akan menari dalam keadaan tidak sadar.

Upacara adat Seblang Olehsari digelar selama tujuh hari berturut-turut setelah waktu shalat azhar hingga sebelum Magrib. Pada hari terakhir, penari akan diarak keliling desa dan upacara akan ditutup dengan selamatan bersama seluruh warga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com