Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Biarkan Kampanye Terselubung, Bupati Banyuwangi Dilaporkan ke Panwaslu

Kompas.com - 10/07/2014, 20:27 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kembali dilaporkan ke Panwaslu setempat oleh relawan pemenangan Calon Presiden Prabowo Subianto, Kamis (10/7/2014). Laporan ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya Bupati dilaporkan terkait penemuan  stiker Joko Widodo- Jusuf Kalla di dalam amplop insentif yang diterima oleh guru ngaji pada 7 Juli 2014 lalu.  '

Laporan hari ini disampaikan Soeroso, Ketua Relawan Prabowo-Hatta yang menuduh Anas sengaja membiarkan kampanye terselubung Jokowi-JK saat acara buka puasa bersama para ulama di Pendopo Shaba Swagata Blambangan beberapa waktu yang lalu.

"4 Juli lalu ada kegiatan buka bersama yang mengundang tokoh masyarakat dan tokoh agama di Pendopo Kabupaten Banyuwangi. Saat itu ada pembagian buku yang berjudul 9 Alasan Memilih Jokowi-JK. Semua orang tahu jika pendopo itu fasilitas negara. Jadi saya melaporkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang telah melakukan kampanye terselubung pada hari tenang," kata Soeroso.

Soeroso menegaskan, kampanye terselubung yang dilakukan Anas tergolong sistematik. Dalam laporan ke Panwaslu, Soeroso membawa barang bukti berupa satu buku "9 Alasan Memilih Jokowi-JK''.

Sementara itu, Usman Rahmadi, Pengurus NU ranting Kelurahan Kepatihan, ia memang mendapatkan buku tersebut ketika datang ke acara buka bersama. "Iya saat itu saya datang buka bersama dan tiba-tiba saja buku tersebut dibagikan ke semua orang. Karena saya pikir ini tidak benar maka saya lapor ke poskonya Prabowo Hatta," kata Usman.

Terkait tuduhan ini, Azwar Anas membantah telah melakukan kampanye terselubung di Pendopo Shaba Swagata Bambangan. "Kita sering melakukan buka bersama di pendopo dan tidak mungkin membatasi bawaan orang yang datang. Apalagi mereka bawa tas dan bisa jadi langsung dibagikan. Kita tidak mengontrol apalagi yang datang sampai ratusan orang," kata  Anas.

Pengawasan itu, kata Anas, hanya dapat dilakukan jika masyarakat yang datang dilarang membawa tas atau paling tidak ditahan di pintu masuk. "Tapi kan tidak mungkin melakukan hal tersebut. Semua orang bisa masuk ke sini. Jika dipanggil ke Panwas saya siap untuk klarisifikasi," ungkap Anas.

Anas mengaku sudah menginstruksikan semua jajarannya untuk bersikap netral. "Saya menjaga kenetralan tersebut selama empat tahun menjabat Bupati di Banyuwangi. Dan saya serahkan kasus ini ke pihak panwas," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com