PPS hanya membawa satu kotak suara dan satu bilik suara yang terbuat dari kardus. Begitu tiba, PPS langsung membuka pendaftaran bagi wajib pilih di rumah sakit terbesar di Manado tersebut.
Para petugas medis yang berdinas saat itu diberi kesempatan untuk menyalurkan hak pilihnya dengan menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP). Begitu terdaftar, wajib pilih pun langsung menuju ke bilik suara yang diletakkan di ruang sekuriti.
Namun, ketika pencoblosan telah berlangsung, petugas PPS baru menyadari tidak lengkapnya peralatan pemilih berupa tinta. "Waduh tidak ada tinta," celutuk seorang petugas keamanan Rumah Sakit Malalayang.
Salah satu pemilih, Krisna, warga Bitung, mengakui telah melakukan pencoblosan. "Mau bagaimana ini tidak ada tinta, jadi tunggu saja, katanya mereka mau ambil," kata Krisna.
Menyadari ketiadaan tinta yang akan dicelupkan di jari sebagai penanda telah memilih, PPS pun menghentikan sementara pencoblosan dan hanya melayani pendaftaran wajib pilih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.