"Dana dari Pemkab Banyuwangi untuk insentif ke guru ngaji dibagikan melalui rekening, tidak tunai melalui amplop. Penyaluran dana melalui rekening itu memang sudah prosedur di pemerintahan. Jadi bukan langsung di amplop. Dana itu ditransfer ke rekening lembaga yang menaungi," kata Bupati, Senin (7/7/2014).
Pembagian dana untuk guru ngaji merupakan wewenang dari masing-masing lembaga. "Kita tidak pernah tahu kan lembaga mendukung calon presiden yang mana?" tambahnya.
Selain itu, dia juga menjelaskan, dana insentif yang diberikan kepada guru ngaji bukan hanya dilakukan pada tahun Pemilu 2014, tetapi juga dibagikan tiap tahun. "Untuk tahun ini kami memberikan lebih awal karena bisa untuk kebutuhan mereka pada saat puasa, dan saya mau berangkat umrah. Kasihan kan kalau pembagiannya nunggu saya pulang dari umrah. Bantuan bukan hanya untuk guru ngaji. Bantuan juga untuklinmas, RT, RW, dan juga kader posyandu," kata Bupati.
Bupati mengaku sudah menginstruksikan kepada aparat birokrasi untuk tidak melakukan kegiatan yang bertendensi politis. Menurut dia, masing-masing PNS mempunyai preferensi politik, tetapi tidak boleh memanfaatkan posisi di birokrasi untuk mendukung salah satu kandidat dalam pemilu.
"Saya tentu mempunyai pilihan politik, tapi hampir empat tahun ini saya menjaga agar birokrasi tidak terjebak dalam dukung-mendukung pada pemilu, baik pileg maupun pilpres. Itu saya jaga betul karena jika birokrasi sudah terpecah secara politik, rakyat yang jadi korbannya. Itu pernah terjadi di Banyuwangi. Saya tidak ingin mengulanginya lagi," tekannya.
Terkait dengan tuduhan yang dilayangkan kepadanya, dia mangaku siap dipanggil Panwas Kabupaten untuk mengklarifikasi hal tersebut. "Kami serahkan semuanya ke Panwas," jawabnya singkat.
Pemkab Banyuwangi untuk tahun 2014 telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 8,5 miliar untuk dana insentif bagi 1.700 lebih guru ngaji sebagai bentuk kepedulian, yang diberikan secara simbolis pada Minggu (22/6/2014) lalu. Acara berlangsung di Pendapa Shaba Swagata Blambangan.
Diberitakan sebelumnya, tim pemenangan Prabowo-Hatta melaporkan Bupati Banyuwangi dan Kepala Departemen Agama Kabupaten Banyuwangi setelah menemukan stiker Jokowi-JK, Kartu Sehat, dan Kartu Pintar di beberapa amplop yang berisi uang insentif guru ngaji.
Menurut Achmad Ali Wafa dari tim sukses Prabowo Hatta, penemuan stiker tersebut tersebar di 15 kecamatan di wilayah Banyuwangi. "Guru ngaji mendapatkannya dari koordinator desa, dan koordinator desa mendapatkan dari koordinator kecamatan," kata Achmad. (Baca: Ada Stiker Jokowi-JK di Amplop Dana Insentif, Bupati Banyuwangi Dilaporkan),
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.