Informasi yang dihimpun Kompas.com, longsor terjadi Selasa malam sekitar pukul 23.00 WIT, akibat hujan deras yang berlangsung beberapa hari di lokasi pertambangan itu.
Kamp penambang tradisional milik Lius Kogoya yang dihuni 15 penambang tertimbun material longsor. Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Pol Tito Karnavian yang ditemui di Mapolda Papua membenarkan insiden tersebut.
Dijelaskan Tito, lokasi pertambangan tradisional Baya Biru yang terletak di perbatasan Kabupaten Nabire dan Kabupaten Paniai, berada di daerah yang sulit dicapai. “Dari pos polisi terdekat ke lokasi pertambangan bisa ditempuh dengan jalan kaki sehari, semalam. Umumnya pendulang menggunakan helikopter yang disewa dari Nabire,” ungkap Tito usai gelar barang bukti di Mapolda Papua, Kamis (3/7/2014).
Tito mengatakan, pascakejadian itu, para penambang langsung melakukan pencarian dan berhasil menyelamatkan sembilan orang. “Dua orang ditemukan dalam kondisi selamat, sementara tujuh orang lainnya meninggal dunia. Semua korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Nabire,” ungkap Tito.
Hingga kini, kata Tito, masih terus dilakukan pencarian terhadap enam penambang lainnya yang diduga masih tertimbun. Tito juga mengaku sudah meminta kepada Kepala Kepolisian Resor Nabire untuk segera berkoordinasi dengan jajaran TNI dan Pemerintah Kabupaten Nabire guna membantu pencarian korban longsor.
“Saya sudah perintahkan untuk mengambil langkah cepat guna menyelamatkan nyawa manusia. Saya meminta mereka untuk segera menyewa helikopter yang ada untuk membantu pencarian dan evakuasi. Terkait masalah status tambang apakah legal atau illegal nanti akan diurus belakangan,” ungkap Tito.
Berikut nama-nama korban yang berada di RSUD Nabire:
Korban selamat:
1. Udin (36), warga Kelurahan Bumi Wonorejo, Nabire
2. Fred Yokbun (29), warga Kampung Kalibobo, Nabire
Korban meninggal dunia:
1. Suprianto (28), warga Kelurahan Bumi Wonorejo, Nabire
2. Arifin (30), warga Kelurahan Bumi Wonorejo, Nabire
3. Mardi (32), warga Kelurahan Bumi Wonorejo, Nabire
4. Alapa (29), warga Nabire
5. Iwan (30), warga Nabire
6. Lukman (30), warga Kampung Sanoba, Nabire
7. Subaedi, warga Nabire