Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dangdut Perparah Kemacetan di Pantura Saat Mudik

Kompas.com - 19/06/2014, 21:42 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat Indonesia memiliki budaya mudik yang sangat khas setiap tahunnya. Pergerakan masyarakat dari satu daerah ke daerah lain akan sangat terlihat sporadis dalam hari-hari tertentu.

Dalam pemaparan pola baru mudik Lebaran 2014 di Jakarta, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono juga menyoroti perihal kemacetan panjang menjelang tempat pengisian bahan bakar di Pantura.

Lucunya, kemacetan tersebut, kata Bambang, salah satunya disebabkan karena adanya acara dangdut di area SPBU.

"Ini kita lihat Pak, di Pantura macet ketika mudik lebaran tahun lalu. Nah, ini lihat, macet parah menjelang pom Bensin, macetnya menjalar panjang. kenapa? Karena lihat di sini (area SPBU) ada dangdutan Pak," kata Bambang saat menunjukan gambar-gambar kemacetan mudik Lebaran 2013, Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Ucapan Bambang itu langsung disambut gelak tawa peserta diskusi. Sebenarnya, kata Bambang, kendaraan motor atau mobil yang akan mengisi BBM tersebut maksimal hanya membutuhkan waktu 3-5 menit di SPBU. Namun, karena ada acara "dangdutan" di area SPBU, pengemudi dengan kompak mengalihkan matanya ke acara tersebut.

Tidak sampai di situ, "dangdutan" tersebut membuat para pengendara memarkir kendaraannya di area SPBU sehingga menimbulkan penumpukan kendaraan. Alhasil, kemacetan pun tidak terelakkan.

Dalam pemaparannya, Bambang banyak menyoroti jalan pantura yang tidak lagi mampu menampung jumlah kendaraan saat mudik tiba. Hal tersebut diperburuk dengan budaya berkendara yang sembrono.

Oleh karena itu, Bambang sangat berharap pembangunan Tol Cikampek-Palimanan secepatnya selesai agar beban pantura bisa terbagi. Dengan itu, menurut dia, barulah kemacetan pantura akan terurai dan masyarakat akan lebih nyaman dalam perjalanan mudik menggunakan kendaraannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com