"Secara pribadi saya melihat ini dilematis ya. Bukan hanya soal pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari, melainkan juga warga lain, seperti pedagang, yang menggantungkan hidup di sana," ujar Indah ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Menurut Indah, pelatihan dan kompensasi yang diberikan pemerintah daerah masih belum cukup membuat warga siap meninggalkan Dolly. Keluarnya mereka dari kompleks lokalisasi tidak serta-merta dapat membuat mereka diterima di masyarakat.
"Mereka diberi pelatihan untuk berproduksi. Pelatihan itu kan short term. Produksi membutuhkan pembeli. Apakah orang langsung mau membeli dagangan mereka? Itu masih butuh waktu," ungkap Indah.
Seperti yang telah diberitakan, Pemerintah Kota Surabaya secara resmi akan menutup kompleks lokalisasi pelacuran terbesar di Asia Tenggara itu pada malam ini. Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufrie akan mendeklarasikan penutupan lokalisasi yang berumur lebih dari 40 tahun itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.