Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilematis, Penutupan Dolly Bukan Cuma Soal PSK dan Mucikari

Kompas.com - 18/06/2014, 13:14 WIB
Meidella Syahni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi PDI-P asal Kota Surabaya, Indah Kurnia, menilai, penutupan kawasan lokalisasi prostitusi Dolly merupakan kebijakan yang dilematis. Pelatihan yang diberikan untuk penghuni kompleks prostitusi itu tidak cukup membuat mereka siap meninggalkan Dolly.

"Secara pribadi saya melihat ini dilematis ya. Bukan hanya soal pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari, melainkan juga warga lain, seperti pedagang, yang menggantungkan hidup di sana," ujar Indah ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (18/6/2014).

Menurut Indah, pelatihan dan kompensasi yang diberikan pemerintah daerah masih belum cukup membuat warga siap meninggalkan Dolly. Keluarnya mereka dari kompleks lokalisasi tidak serta-merta dapat membuat mereka diterima di masyarakat.

"Mereka diberi pelatihan untuk berproduksi. Pelatihan itu kan short term. Produksi membutuhkan pembeli. Apakah orang langsung mau membeli dagangan mereka? Itu masih butuh waktu," ungkap Indah.

Seperti yang telah diberitakan, Pemerintah Kota Surabaya secara resmi akan menutup kompleks lokalisasi pelacuran terbesar di Asia Tenggara itu pada malam ini. Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufrie akan mendeklarasikan penutupan lokalisasi yang berumur lebih dari 40 tahun itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com