Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Syarifuddin: JK, Sosok Pemimpin Peduli Napi

Kompas.com - 01/06/2014, 15:25 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Mantan narapidana kasus suap kepengurusan harta pailit PT SkyCamping Indonesia yang juga hakim nonaktif Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Syarifuddin berharap, presiden dan wakil presiden yang baru nanti harus memiliki kepedulian terhadap nasib narapidana yang menjadi korban sistem hukum.

Pria yang pernah menjadi Ketua Dewan Pakar Paguyuban Kerukunan Warga Binaan Pemasyarakatan (PKWBP) di Lapas Sukamiskin ini mengatakan, keadilan untuk masyarakat di mata hukum perlu dipertanyakan. Pasalnya, di Lapas Sukamiskin banyak orang yang terpaksa dicap menjadi koruptor. Padahal, mereka hanya orang yang tidak sengaja terlibat kasus korupsi.

"Ada beberapa orang yang dikatakan merugikan negara tanpa sepengetahuannya dan dihukum sekian lama. Mereka dihukum sama dengan koruptor yang merugikan negara ratusan miliar rupiah. Padahal mereka cuma disuruh dengan imbalan satu juga rupiah," kata Syarifuddin saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/6/2014).

Syarifuddin menambahkan, salah satu calon pemimpin Indonesia yang terbukti telah menunjukkan kepeduliannya adalah bakal calon Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Menurut dia, JK sering mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan, termasuk Lapas Sukamiskin, untuk melihat realitas yang terjadi di dalam penjara.

Pada saat mengunjungi Lapas Sukamiskin, JK-sapaan akrab Jusuf Kalla,- sempat dipertemukan dengan Rebino, seorang petani penggarap buta huruf penerima Raskin yang dipidana korupsi oleh PN Kulon Progo Yogyakarta karena menerima Rp 3.000.000 sebagai upah untuk mengedarkan daftar penerima ganti rugi lahan Saluran Ekastra Tinggi (SUTET).

"Beliau sebagai anak bangsa sempat terenyuh melihat Rebino, kenapa kenyataannya seperti ini," ucapnya.

Syarifuddin optimistis, jika terpilih, JK bisa memperbaiki sistem hukum yang dianggapnya karut marut. Meskipun tidak memiliki latar belakang di bidang hukum, kata Syarifuddin, JK memiliki kepedulian terhadap keadilan.

"Beliau pernah keluar masuk lapas untuk bersilaturahmi dengan warga binaan pemasyarakatan. Artinya, pemahaman beliau tentang hukum masih ada," tuturnya.

Syarifuddin menjelaskan, JK tidak perlu repot-repot mengurus masalah hukum jika terpilih nanti. Menurutnya, baik Jokowi atau JK, harus memilih orang yang tepat untuk memperbaiki hukum di Indonesia.

"Tidak perlu presidennya atau wakil presidennya yang pintar masalah hukum, yang perlu pintar itu pembantunya. Saya yakin beliau respek dan memahami kondisi yang ada," ucapnya.

Selain itu, dengan pengalaman menjadi pemimpin yang cukup banyak, Syarifuddin yakin JK bisa memberikan keadilan untuk narapidana yang menjadi korban sistem hukum. Dia menyontohkan, JK pernah menjadi inisiator perdamaian di Poso dan Ambon (Malino).

Syarifuddin juga tidak melupakan bakal calon presiden dan wakil presiden lainnya, Prabowo-Hatta Rajasa. Menurutnya, dalam bidang hukum, Prabowo memiliki ketegasan.

"Ketegasan hukum seperti beliau juga cocok, siapapun bisa yang penting panglimanya semua berkiblat pada hukum. Jangan orang politik jadi panglima, negara kita negara hukum," tuturnya.

Meski demikian, Syarifuddin mengatakan, sosok JK merupakan sosok memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih komplit daripada Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com