Namun, pada saat bersamaan, yang hadir justru Sekretaris Dewan (Sekwan), Aljabar Makatita. Karena tidak terima, koordinator aksi dan beberapa orang guru langsung mengejar bahkan nyaris memukuli Sekwan.
Aksi anarkis ini langsung diantisipasi oleh aparat kepolisian dan sesama guru lainnya. Selang beberapa saat, perwakilan para guru akhirnya diperbolehkan masuk ke dalam ruang rapat dan melakukan dialog dengan Ketua DPRD, Yosias Saroi, beserta tiga anggota DPRD, dan Sekwan.
Dalam pertemuan ini, para guru menyampaikan aspirasi terkait tunjangan profesi dan dana sertifikasi guru yang menurut mereka belum diterima sejak tahun 2010 lalu.
Pada pertemuan itu, Ketua DPRD hanya berjanji, akan segera melakukan hearing dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari dan menyampaikan persoalan yang dihadapi para guru, serta kendala apa yang membuat dana itu belun dapat diberikan. Namun jawaban tersebut, tidak memuaskan para guru.
Para guru bahkan mengancam akan memboikot pelaksanaan Ujian Nasional (UN), tingkat Sekolah Dasar bila hak para guru tidak segera dibayarkan. Selain berunjuk rasa di kantor DPRD Manokwari, ratusan guru juga menggelar aksi unjuk rasa di kantor bupati Manokwari.
Di hadapan bupati, para guru juga menyampikan terkait persoalan tunjungan guru dan dana sertifikasi dari tahun 2010 hingga kini belum dibayarkan.
Di hadapan ratusan guru, Bupati Manokwari, Bastian Salabai, berjanji akan segera menindaklanjuti aspirasi tersebut. Meski demikian, para guru tetap mengancam akan mendatangkan massa yang lebih besar bila belum ada jawaban terhadap aspirasi ini hingga tanggal 14 Mei 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.