Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo soal Buta Aksara, Mahasiswa Bentrok dengan Polisi

Kompas.com - 02/05/2014, 16:03 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com - Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jember, Jawa Timur, terlibat bentrok dengan aparat kepolisian setempat, saat berunjuk rasa di depan kantor Pemkab Jember, dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional, Jumat (2/5/2014).

Awalnya, aksi unjuk rasa tersebut berjalan dengan damai, namun suasana semakin memanas ketika mahasiswa berusaha menerobos masuk pagar halaman kantor Pemkab Jember, yang dijaga ketat aparat kepolisian dan personel Satpol PP Pemkab Jember.

Mahasiswa memaksa masuk ke kantor pemkab, karena tidak kunjung ditemui oleh Bupati Jember, MZA Djalal. Polisi yang sejak awal sudah siap mengamankan aksi unjuk rasa, langsung memukul mahasiswa dengan pentungan, hingga bentrok tidak bisa dihindarkan.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa meminta kepada Pemkab Jember untuk menuntaskan persoalan buta aksara yang masih tinggi di masyarakat Jember.

“Kalau berdasarkan hasil investigasi kita, masih ada sekitar 200.000 masyarakat Jember yang buta aksara. Paling banyak berada di wilayah Jember Utara,” kata Ketua HMI Cabang Jember, Muhammad Ilham Perdana.

Kata Ilham, HMI ingin mengklarifikasi temuan tersebut. Sebab, beberapa waktu yang lalu Bupati Jember MZA Djalal menyatakan bahwa tahun 2013, Jember telah bebas buta aksara. Namun fakta di lapangan tidak demikian, justru sebaliknya.

“Kami menyayangkan bupati enggan menemui kami, padahal menurut informasi yang saya dapat, bupati ada di dalam kantor,” sesalnya.

Pada saat yang bersamaan, aktivis mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember, juga berunjuk rasa di halaman Pemkab Jember. Mereka juga mendesak pemkab untuk segera menuntaskan buta aksara. Selain itu, aktivis PMII juga menyoroti kesenjangan pendidikan antara di daerah perkotaan dengan pedesaan.

“Di lapangan banyak kami temukan, terjadi kesenjangan antara pendidikan di kota dan pedesaaan. Baik itu sarana maupun prasarananya,” kata Aris Darwanto, koordinator aksi.

Aksi unjuk rasa dua elemen mahasiswa tersebut, mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com