Salah seorang warga Lampung Utara, Rosanah kepada Kompas.com, Rabu (16/4/2014) menjelaskan, remaja berinisial Ky dan berusia di bawah 16 tahun itu dibawa lari oleh pria dewasa bernama Rahman asal Kampung Selagai, Kabupaten Lampung Tengah.
"Dia sudah 5 bulan tidak bersekolah dan pihak keluarga panik mencari putrinya yang hilang," kata dia.
Setelah diusut, lanjut Rosanah, ternyata Ky yang merupakan warga Pekurun, Lampung Selatan itu dibawa kabur dan dinikahi oleh Rahman. Lalu, remaja tersebut tinggal di Lampung Tengah bersama suaminya, Rahman. Setelah berada di Lampung Tengah, Ky baru tersadarkan menjadi korban penculikan, lantas kabur dari rumah suaminya tersebut.
"Menurut adat Lampung, perempuan yang sudah dinikahi oleh seorang laki-laki, sangat pantangan kalau pergi tanpa seizin suami atau keluarga suami," ujar dia.
Lalu, menurutnya, pihak keluarga lelaki menjemput remaja tersebut untuk kembali, namun pihak keluarga tidak memberikannya hingga terjadi percekcokan.
"Penjemputan itu terjadi pada malam hari, namun pihak keluarga remaja itu mempertahankannya karena menganggap gadis yang dinikahi itu masih di bawah umur," kata Rosanah yang merupakan guru dari Ky.
Picu bentrok
Penolakan keluarga gadis remaja tersebut membuat keluarga Rahman marah. Terjadi ketegangan antara keluarga Ky dengan Rahman. Seorang warga bernama Tunggal (40) asal Selagai Lingga, Lampung Tengah, berusaha untuk mendamaikan kedua keluarga itu. Namun, Tunggal malah dibacok oleh keluarga Ky hingga menyebabkan pria tersebut tewas.
"Tunggal selaku mediator dari pihak kelurga warga Selagai, Lampung Tengah dibacok oleh keluarga gadis yang ada di Pekurun, Lampung Utara," jelas Kabag Humas Polresta Lampung Tengah AKP Indriyanto, Rabu.
Akibat pembacokan itu, masyarakat Desa Selagai, tempat tinggal keluarga Rahman, menyerang Desa Pekurun sekitar pukul 03.00 dini hari. Bentrok antar-warga dua desa itu pun tak terelakan.
Akibat bentrok tersebut, Desa Pekurun mencekam. Aparat keamanan pun bersiaga di desa tersebut.
"Saya sendiri tadi tidak berani ngantor, karena kondisi dijaga ketat dan mencekam. Bahkan warga masih bersiaga karena kabarnya akan ada penyerangan kembali," kata petugas KUA di Dusun Pekurun Ismail Rosyadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.