Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Birokrasi Rumit, Mayoritas TKI di Pamekasan Ilegal

Kompas.com - 29/03/2014, 15:41 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, dikenal dengan desa tenaga kerja. Pasalnya, di desa ini sebanyak 20 persen dari jumlah penduduknya menjadi tenaga kerja di luar negeri. Ada yang ke Malaysia, Singapura, Taiwan, Arab Saudi dan negara-negara lainnya.

Selain Desa Bujur Barat, desa-desa lainnya di Pamekasan yang terpencil dan lokasinya berada di wilayah pantai utara, rata-rata menjadi TKI di luar negeri.

Rojai, kepala Desa Bujur Barat mengatakan, dari 9.127 warganya, sebanyak 1.800 menjadi tenaga kerja. Rata-rata mereka hanya lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

"Penduduk di sini ekonominya mengandalkan menjadi TKI. Bahkan sudah turun temurun dari nenek moyangnya," kata Rojai, Sabtu (29/3/2014).

Dari jumlah TKI tersebut, rata-rata berangkat dengan cara ilegal. Sebab mereka tidak mau berurusan dengan peliknya birokrasi. Mereka lebih pasrah kepada tekong atau makelar TKI untuk mengurus segala kebutuhan administrasinya.

"Warga di sini jauh dari akses informasi dan tidak mau susah untuk mengurusi administrasi yang dianggapnya menyulitkan," imbuhnya.

Di Pamekasan, jumlah TKI baik yang legal ataupun ilegal tidak terdata. Itu diakui Bupati Pamekasan, Achmad Syafii. Tidak adanya data tersebut menyulitkannya untuk melakukan pembinaan dan perlindungan terhadap mereka.

Namun dari informasi yang sampai kepadanya, banyak masyarakat yang berangkat ke luar negeri menjadi TKI melalui jalur yang salah.

"Kalau memang aturannya yang rumit, maka perlu dievaluasi dan diubah agar masyarakat bisa memilih jalur yang legal," tuturnya.

Pihaknya mengajak kepada seluruh masyarakat Pamekasan agar menempuh jalur legal untuk menjadi TKI. Sebab jalur ilegal akan menyulitkan TKI itu sendiri. Bahkan pemerintah pun sulit untuk memberikan perlindungan kepada TKI ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com