Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Warga di Timika, 61 Terluka 6 Rumah Dibakar

Kompas.com - 13/03/2014, 07:38 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Puluhan orang luka-luka dan enam rumah dibakar, setelah dua kelompok warga kembali bentrok di Jayanti, Kampung Mimika Gunung, Distrik Kuala Kencana, Mimika, Rabu (12/3/2014) kemarin.

Informasi yang dihimpun di Timika, bentrokan terjadi setelah tiga peleton Brimob yang berjaga di lokasi pertikaian, ditarik keluar pascainsiden bentrokan Selasa lalu.

Ratusan orang dari kelompok Yulius Hanau yang emosi karena Kewen Yawame terbunuh di luar lokasi bentrokan Selasa (11/3/2014), menyerang ke arah pemukiman warga kelompok Pinus Murib.

Bentrokan yang berlangsung hingga siang, mengakibatkan 61 orang dari kedua kelompok terluka, serta enam rumah milik warga kelompok Pinus Murib dibakar massa Yulius Hanau.

Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Pol Tito Karnavian yang ditemui di Mapolda Papua, menyayangkan pertikaian dua kelompok di Timika yang semakin memanas.

Menurut Tito, sejak berlangsungnya pertikaian dua kelompok yang dipicu oleh sengketa tanah ulayat, Polisi sudah melakukan pendekatan persuasif dibantu Muspida Kabupaten Mimika dan tokoh masyarakat setempat.

Kedua kelompok warga sempat menggelar prosesi perdamaian pada akhir Februari lalu, Sebelum akhirnya kembali gagal akibat terbunuhnya warga kelompok Pinus Murib, Abeneben Wenda (50).

Tito pun membenarkan penarikan tiga peleton personil Brimob yang sudah beberapa pekan berjaga di lokasi bentrokan. Personil Brimob itu sengaja ditarik untuk menghindari tindakan brutal, karena kondisi moral mereka menurun.

Sebelumnya pula Briptu Eka Prasetya terluka diserang warga. “Setelah melakukan pengamanan selama hampir tiga minggu, justru malah diserang, dan ada yang menjadi korban. Mereka melakukan upaya paksa dan sekarang harus diperiksa," kata Tito.

"Dengan kondisi moral yang menurun, mereka bisa jadi brutal sehingga Kasat Brimob Polda, AKBP Matius Fakhiri menarik mereka untuk diberi pencerahan,” ungkap mantan Komandan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com