Risma mengatakan, sampah plastik adalah sampah yang sulit diurai oleh tanah meski sudah bertahun-tahun. Karena itu, mulai sekarang, Risma mendukung penggunaan tas daur ulang.
"Karena itu, bagi ibu-ibu khususnya, mari beralih ke tas daur ulang, jangan lagi pakai tas plastik," ujar Risma, Rabu (26/2/2014).
Tas daur ulang saat ini sudah mulai banyak diproduksi oleh warga Kota Surabaya secara perorangan maupun kelompok. Bahan dasarnya beragam, mulai dari bekas sak semen hingga dari bahan serat kain berbagai jenis.
"Bahan-bahan tersebut didaur ulang oleh warga agar bisa bermanfaat secara ekonomis," tambahnya.
Daur ulang sampah adalah salah satu bentuk kebijakan Pemkot Surabaya dalam mengelola sampah yang setiap harinya menumpuk sebanyak 1.200 ton per harinya.
Selain didaur ulang, sampah di Surabaya juga diolah sebagai bahan baku pembangkit listrik serta bahan untuk pembuatan kompos.
Pemkot Surabaya merencanakan pembuatan sarana pengolah kompos dan tempat khusus pengolah sampah menjadi bahan pembangkit listrik berkapasitas 40.000 watt di tiga kecamatan.
Konsep pemanfaatan sampah sebagai bahan pembangkit listrik sebelumnya juga sudah ada di tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Keputih dengan kapasitas 60.000 kilowatt.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.