Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Pemilihan Wawali Surabaya, Semua Pihak Akan Dipertemukan

Kompas.com - 22/02/2014, 08:07 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Polemik pemilihan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana perlu diselesaikan dengan mempertemukan semua pihak yang terlibat dalam proses itu. Dari pertemuan tersebut diharapkan segera muncul jalan keluar sehingga polemik ini tidak berkepanjangan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Panitia Pemilihan (Panlih) Wakil Wali Kota Surabaya dari DPRD Surabaya Sudirdjo ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (21/2/2014). Tim Panlih yang terdiri dari Ketua Eddy Budi Prabowo, Wakil Ketua Fatkur Rohman, Sudirdjo, dan anggota Muhammad Syaifi, kemarin, memenuhi undangan DPR untuk mengklarifikasi pemilihan tersebut.

Tim Panlih bertemu Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso untuk membahas pemilihan wakil wali kota Surabaya yang dinilai cacat prosedur itu. Menurut Sudirdjo, dari pertemuan itu sudah direncanakan untuk mempertemukan pihak yang terlibat pemilihan, yakni Panlih, unsur DPRD Kota Surabaya, unsur Pemerintah Provinsi Jatim, dan dari Kementerian Dalam Negeri. Pertemuan itu akan berlangsung Rabu (26/2/2014), di Jakarta.

Dengan adanya rencana pertemuan tersebut, kata Sudirdjo, Panlih menunda mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya terkait dengan pemilihan wakil wali kota yang dinilai tidak prosedural.

Pada Kamis, Priyo juga mengundang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Jakarta. Dalam pertemuan itu, Risma mengungkapkan bahwa ia menggugat proses pemilihan wakil wali kota. Dia tidak mempersoalkan Whisnu.

Ketua Komisi D DPRD Surabaya dari PDI-P Baktiono mengatakan, pemilihan wakil wali kota sudah prosedural. Ia justru menduga ada kepentingan politik untuk menggagalkan pengangkatan Whisnu. ”PDI-P memiliki hak untuk mengusulkan calon, sementara secara struktural Whisnu sebagai Ketua DPC PDI-P Surabaya sangat layak diusulkan,” ujarnya.

Sementara itu, masyarakat terus mendukung Risma agar tetap memimpin Surabaya. Kemarin, sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya meminta Risma tidak mundur karena masih banyak pekerjaan penting yang belum selesai. Risma juga mendapat puluhan surat dukungan dari masyarakat.

Ketua DPP PDI-P Maruarar Sirait, di Jakarta, mengatakan, PDI-P melihat Risma sebagai kader dan aset potensial yang memberikan kontribusi penting bagi partai. Kontribusi Risma bagi PDI-P tampak nyata saat ia menunjukkan integritas dan kualitasnya sebagai pejabat publik yang melayani dan berorientasi kepada masyarakat.

Dengan kepemimpinan yang ditunjukkan selama ini, menurut Maruarar, Risma diyakini bakal mampu menyelesaikan persoalan dan berbagi tugas secara proporsional dengan Whisnu. (den/why)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com