Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Lakukan Aborsi dengan Injak-injak Perut Pacar

Kompas.com - 26/01/2014, 22:18 WIB

SIDOARJO, KOMPAS.com — Ulah nekat dilakukan remaja pria berinisial WS (20) bersama pacarnya, AK. Kedua remaja asal Patuk, Sidomulyo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, ini sepakat menggugurkan kandungan AK dengan cara diinjak.

Pasalnya, berbagai cara menggugurkan kandungan, mulai dari jamu hingga obat-obatan, tak bisa menghabisi nyawa calon bayi yang berusia tujuh bulan itu.

Dari kesepakatan yang diambil ini, WS justru meringkuk di tahanan Polsek Krian. Sementara calon bayi hasil hubungan gelap yang selama ini dijalin dengan AK meninggal dunia dengan kondisi lebam di kepala dan perut.

Adapun AK yang mengalami pendarahan hingga melahirkan masih dirawat di sebuah rumah sakit di Krian.

Informasi yang diperoleh, kedua remaja ini sudah menjalin hubungan asmara selama lima tahun dan bingung lantaran hubungan mereka yang terlalu jauh membuat AK hamil. Meski dalam kondisi perut membuncit, kedua insan ini tak direstui orangtua AK dengan dalih WS masih belum bekerja.

Di tengah kebingungan itu, baik AK maupun WS berusaha menggugurkan kandungan sejak usia kehamilan tiga bulan. Mulai dari ramuan tradisional hingga obat-obatan dan minuman berkarbonasi sudah dicoba. Namun, bayi yang ada di kandungan AK tetap bertahan hingga akhirnya diinjak WS.

Kesepakatan menggugurkan kandungan itu dilakukan di rumah AK saat kedua orangtuanya tidak ada di rumah dan dilakukan di kamar korban. Sesuai pengakuan WS yang kini ditahan penyidik Polsek Krian, aksi injak-injak perut hamil dilakukan sekitar lima kali dengan posisi korban telentang di ranjang. Setelah diinjak tersangka, sekitar pukul 19.00 WIB, korban merasakan perutnya sakit, tetapi masih belum terjadi pendarahan.

Begitu tersangka pulang ke rumahnya yang tak jauh dari rumah pacarnya, korban mengalami pendarahan hebat. Orangtua korban yang saat itu baru datang ke rumah langsung membawanya ke rumah sakit terdekat. Korban mengerang kesakitan disertai pendarahan hingga bayi tersebut lahir secara prematur.

Sebelum peristiwa ini terjadi, sejak Kamis (23/1/2014) lalu, AK dan WS sudah eker-ekeran karena calon bayi tetap bertengger. "Dari situ akhirnya saya bersama dia sepakat untuk menggugurkan kandungan dengan cara perut diinjak ini," tutur WS yang tengah diperiksa penyidik, Minggu (26/1/2014).

Menurut WS, ulah yang dilakukan itu untuk menuruti keinginan orangtua AK yang tidak menginginkan kehadiran bayi yang tengah dikandung putrinya itu. "Saya bertanggung jawab walau harus hidup di balik terali jeruji besi dan sekarang ini saya hanya pasrah," tuturnya.

Kapolsek Krian Kompol H Khoirul Anam menjelaskan, tersangka menginjak perut korban berulang-ulang. "Perut korban yang sedang mengandung tujuh bulan itu diinjak berkali-kali hingga korban mengalami pendarahan parah dan bayinya lahir dengan kondisi meninggal dan mengalami luka di kepala dan perut," ungkap Khoirul.

Dalam perkara ini, tidak hanya WS yang akan dijadikan tersangka, AK yang tengah dirawat di RS itu juga akan terkena imbasnya. Sebab, kesepakatan menggugurkan kandungan dilakukan berdua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com