Juhriyanto, salah satu pemilik rumah yang hancur, mengatakan, saat itu angin kencang disertai hujan sudah tiga hari lamanya. Pada hari ketiga, banyak rumah warga yang hancur, termasuk miliknya sendiri. Warga tidak ada yang mengira jika pada hari ketiga kecepatan angin akan semakin bertambah besar.
"Anginnya tiba-tiba kencang mendadak. Untung warga langsung keluar rumah melarikan diri. Jadi, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," terang Juhriyanto, Jumat (24/1/2014).
Rumah warga yang rusak mulai dari yang terbuat dari kayu, semipermanen, dan ada yang sudah bangunan permanen dari gedung. Warga masih belum menghitung berapa kerugian yang dialaminya. Namun, mereka berharap segera ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sumenep kepada warga yang menjadi korban.
"Warga yang jadi korban sementara waktu terpaksa harus mengungsi dulu sampai ada bantuan perbaikan dari rumah," ungkap Rahmatullah yang sudah memindahkan barang-barang rumahnya ke rumah tetangganya.
Berdasarkan catatan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kecamatan Ambunten, 13 rumah yang rusak itu tersebar di tujuh desa di Kecamatan Ambunten. Jumlah rumah yang rusak tersebut sudah disampaikan langsung ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep.
"Kami sudah laporkan kejadian ini kepada BPBD Sumenep. Sejak lima hari yang lalu, kejadian ini memang sudah kami pantau agar lebih waspada ketika ada bencana. Perkembangan selanjutnya masih menunggu koordinasi dari BPBD untuk penanganannya," kata Supeno, Ketua Tagana Kecamatan Ambunten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.