Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Tewas karena Banjir Bandang Manado

Kompas.com - 17/01/2014, 08:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Banjir bandang dan longsor yang terjadi di Sulawesi Utara telah menelan korban tewas sebanyak 16 orang. Pemda pun telah menyatakan Sulawesi Utara dalam status darurat banjir dan longsor. 

"(Korban tewas) enam di antaranya berada di Kota Manado, lima di Kota Tomohon, empat di Kota Minahasa, dan satu di Kabupaten Minahasa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, melalui layanan pesan singkat, Jumat (17/1/2014).

Selain korban tewas, Sutopo menyebutkan pula saat ini sekitar 4.000 orang mengungsi akibat banjir di wilayah tersebut. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Utara, setidaknya seribu orang terisolasi dan seorang mengalami luka berat akibat banjir dan longsor. Data BPBD Sulawesi Utara mencatat pula sekurangnya 1.000 rumah diperkirakan rusak.

Darurat banjir

Sutopo menyatakan, status darurat banjir dan longsor yang ditetapkan Pemda Sulawesi Utara berlaku selama 14 hari, mulai 15 hingga 28 Januari 2014. Dengan status tersebut, BNPB dapat lebih mudah mengerahkan seluruh potensi sumber daya yang ada baik dari pusat maupun dari Sulawesi Utara.

"Pengerahan sumber daya yang ada baik logistik, peralatan, sumber daya manusia, komando, penyelamatan, dan sebagainya," kata Sutopo. Namun, ujar dia, pengiriman bantuan tetap bukan persoalan mudah karena banyak akses jalan yang rusak tergerus banjir.

Sejumlah kerusakan jalan yang sudah terdata antara lain jalur antara Manado dan Tomohon yang putus karena longsor. Lalu, jembatan di atas aliran Sungai Tondao di Desa Kuwil, yang menghubungkan Kuwil dan Kaleosan, putus setelah diterpa hujan deras.

Hingga saat ini proses pendataan kerusakan dan korban di enam kabupaten/kota di Sulawesi Utara yang terdampak banjir masih dilakukan. "(Namun) sebagaian besar banjir telah surut. (Sebagian) warga telah kembali ke rumah untuk membersihkan rumahnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com