Bagi mantan calon gubernur Jawa Timur itu, pria yang memberinya empat anak itu sangat membantu dan mendukung kariernya selama ini. Ditemui di sela-sela kesibukannya menerima para pelayat di kediamannya di Surabaya, Kamis (16/1/2014), Khofifah mengenang ketika dia masih menjadi anggota DPR RI.
"Suami saya selalu men-support data dari BPS untuk bahan, setiap kali saya akan menggelar rapat kerja dengan menteri departemen," katanya.
Almarhum, kata Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden Abdurrahman Wahid ini adalah teman berdiskusi yang baik baginya. "Beliau tidak hanya memberi kesempatan, namun juga selalu men-support dan memberikan arahan bagi saya dan karier saya," kenangnya sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
Di mata Khofifah, Indar Parawansa bukanlah sosok yang egois. Almarhum selalu mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Khofifah mengingat, selama 10 kali dia mendampingi suaminya ke Makkah dan Madinah, doa yang dipanjatkan adalah meminta perdamaian di bumi.
"Ini sangat langka, karena sebagian besar jemaah di sana yang diminta seputar umur panjang, banyak rezeki, kesehatan dan sebagainya," ujar Khofifah.
Ir Indar Parawansa meninggal di usia 54 tahun karena penyakit komplikasi yang dideritanya. Informasi yang dihimpun, suami Ketua Umum Muslimat NU ini ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar hotel di Jalan S Parman di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Rabu (15/1/2014) sekira pukul 21.00 Wita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.