"Saat itu salah satu warga, Ungke sedang mencari kepiting di sekitar sungai Taloara. Dia terkejut ketika melihat ada orang tergantung di pohon. Ungke lalu berlari memberitahu ayahnya," ujar Richter, warga Beo kepada Kompas.com, Kamis.
Bersama anggota Polsek Beo, warga kemudian menurunkan mayat yang sudah membusuk tersebut. Wajahnya sudah tidak dikenali lagi. Warga hanya bisa mengenali sosok mayat tersebut dari pakaian yang dikenakannya.
"Ternyata pria yang gantung diri tersebut bernama Kustu Bental, berusia 29 tahun. Dia merupakan warga di situ juga," tambah Richter.
Dari keterangan orangtuanya, kuat dugaan Kustu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena takut dilaporkan ke polisi. Pasalnya pada pekan lalu, Kustu sempat menganiaya istri, adik serta orangtuanya.
Peristiwa itu dia lakukan pada 2 Januari lalu. Waktu itu, istri dan anaknya melaporkan Kustu ke kantor polisi. Sore harinya, Kustu datang mengancam ayahnya. Namun sejak sore itu pula dia menghilang dan tak pernah kembali ke rumahnya.
Sementara istrinya memilih pulang ke kampung halamannya di Desa Sawang, Kecamatan Melonguane. Orangtua Kustu mengira anak mereka pergi menyusul istrinya.
Anggota Polsek Beo dibantu warga kemudian mengevakuasi jenasah korban ke Rumah Sakit Beo. Sebagian tubuhnya sudah membusuk dan hancur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.