Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puisi Harapan Heryawan untuk Tahun Baru...

Kompas.com - 01/01/2014, 09:32 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat berbaur dengan warga dalam perayaan tahun baru 2014 dengan menikmati jagung bakar bersama, Selasa (31/12/2013). Sebah puisi untuk menjaga semangat optimisme pun dibacakan Heryawan pada kesempatan tersebut.

"Ini catatan perjalanan (dari) Bandung (ke) Bogor, 30 September 2013. Judulnya 'Asa Yang Selalu Membara'," kata Heryawan di Gedung Sate, Selasa malam, menjelang pergantian tahun. Penulis puisi tersebut adalah Netty Prasetyani, tak lain dan tak bukan adalah istri Heryawan.

Pembacaan puisi diiringi petikan gitar yang dibawakan musisi dari Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ) Bandung. Berteman jagung bakar, cemilan tradisional, dan teh panas, peserta kegiatan di Gedung Sate menyimak lantunan baris puisi tersebut.

Berikut ini puisi yang dibacakan Heryawan:

Asa Yang Selalu Membara

Ditemani hawa dingin yang berselimut gelapnya malam
Aku susuri jalanan panjang yang ditingkahi deru kendaraan dan lalu lalang orang
Sudah puluhan bahkan ratusan kali jalan ini ku lalui
Namun kali ini ada getaran yang berbeda menyengat hatiku

Langkah lunglai anak penjaja cobek memaksa buliran bening membasahi mataku
Mulut mungil pengamen jalanan mengejar kendaraan di lampu merah sesaat membuat tenggorokanku tercekat
Masih ada anak yang dinista ayahnya
Banyak perempuan yang mengadu nasibnya di negeri orang

Seketika aku terbenam dalam kesedihan
Terpuruk dalam kepedihan
Berganti-ganti dengan pemandangan di luar kendaraan yang kutumpangi
Ini bukan mimpi, ini kenyataan

Tapi sebagai orang yang beriman, aku sadar sepenuhnya
Potret ketidakberdayaan dan bentangan masalah bukan untuk diratapi, juga bukan untuk ditangisi
Aku menyadari lemahnya diriku
Terbatasnya kemampuanku

Belum lagi usai kerjaku
Masih belum purna usahaku
Sejenak kulemparkan pandanganku ke luar jendela
Mencari sumber cahaya yang memantul

Oo, ternyata rembulan setia menemani malam
Cahayanya yang menyebar menyadarkanku
Bahwa gulita takkan berlangsung lama
Karena pendarnya yang selalu menyapa

Malam pun tak mampu mengelak saat mentari hadir mengganti
Pun, siang takkan selamanya
Ketika lembayung senja mulai merona
Kemarau pun tak kuasa menebar gersang
Ketika hujan mulai mengguyur
Begitulah Tuhan mempergilirkan

Bersama kesulitan ada kemudahan
Di tengah masalah, selalu ada celah
Di antara persoalan, pasti tersedia penyelesaian
Ya, aku tersadar

Dia hamparkan tantangan agar kita membuat pilihan
Dia berikan ujian supaya kita membentangkan harapan
Apa namanya ketika petani tetap menanami sawahnya padahal musim penghujan tak tentu datangnya?
Apa namanya ketika nelayan tetap menebar jala saat badai menerpa?
Kalau bukan karena sebuah asa

Ya, untuk sebuah asa, kita mesti berusaha
Karena sebuah asa, kita harus bekerja
Dengan sebuah asa, kita terus bergelora
Asaku terbentang seluas langit biru
Tak pernah tersekat oleh ruang dan waktu
Karena kuyakin rakmat-Nya tak perlu di ragu

Mari hamparkan asaku, asamu, asa Indonesia kita
Pada lembara baru yang pasti berwarna
Curahkan segenap rasa dan cinta
Wujudkan mimpi lewat kerja

Mari torehkan asa, asa yang selalu membara
Membangun Indonesia yang berjaya"Selamat tahun baru 2014


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com