Hastuti menjelaskan kepada wartawan bahwa putrinya divonis mengidap kelainan hati dan harus menjalani pencangkokan/transplatasi hati. Hastuti dan Supriyadi (34), suaminya, semakin putus asa saat mengetahui besarnya biaya untuk melakukan pencangkokan tersebut.
“Ada yang bilang biayanya hingga ratusan juta rupiah. Kami belum tahu, suami saya hanya bekerja sebagia buruh bangunan dan saya ibu rumah tangga. Saya berharap ada mukjizat dari Tuhan untuk menyembuhkan anak saya," kata Hastuti kepada wartawan, Sabtu (28/12/2013).
Sementara itu, orangtua Naufal menceritakan kronologi penyakit anaknya tersebut. Saat berumur satu bulan, tubuh Naufal tiba-tiba menguning. Lalu saat diperiksa ke RSUD Sukoharjo, dan diopname, Naufal belum kunjung sembuh. "Lalu Naufal dirujuk ke RSUD MUwardi dan saat itu opname sekitar 15 hari dan divonis kelainan hati," kata Hastuti.
Hastuti dan Supriyadi tampak pasrah saat melihat putra semata wayangnya tersebut harus menanggung derita mengidap penyakit tersebut. Beberapa tetangga pun sudah bergotong royong mengumpulkan dana seadanya untuk membantu biaya rawat jalan Naufal. Hingga saat ini sumbangan baru terkumpul sekitar Rp 5 juta.
“Sebetulnya kami sudah menggunakan Jamkesmas, namun biaya perawatan dan obat-obatan penyakit anak saya tidak tercukupi oleh Jamkesmas, jadi terpaksa rawat jalan," kata Hastuti.
---------------
Informasi penyaluran bantuan untuk Naufal Karim AL Fatih dapat menghubungi e-mail: redaksikcm@kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.