BKKBN: Mayoritas Warga Jatim Menikah di Usia Muda

Plt Kepala BKKBN Provinsi Jatim Suhartutik menjelaskan, di usia ideal tersebut, dari sisi psikologis, pasangan lebih mampu berpikir matang sehingga potensi kerusakan rumah tangga relatif rendah.

"Banyak kasus perceraian terjadi pada pasangan muda, ini karena belum matangnya cara berpikir masing-masing pasangan," katanya, Kamis (28/11/2013).

Selain itu, lanjut dari sisi tinjauan kesehatan, usia 21 tahun bagi pasangan perempuan adalah usia yang sehat dan siap bagi kandungannya untuk dibuahi. "Pernikahan di usia muda banyak ditemukan di daerah miskin karena minimnya tingkat pendidikan seperti di Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Probolinggo," tambahnya.

Karena itu, saat ini, pihaknya tengah gencar menggelar program sosialisasi ke berbagai kalangan di antaranya santri pesantren, sekolah, bahkan pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) di berbagai daerah.

Salah satu kegiatan yang juga dinilai efektif adalah dengan menggelar lomba komedi Generasi Remaja (GenRe) dengan tema Pendewasaan Usia Perkawinan. Program tersebut, kata Suhartutik, sangat diperlukan, meskipun UU perkawinan membolehkan usia minimal 16 tahun, kata Suhartutik, tetapi karena pertimbangan kesehatan dan psikologis, lebih baik untuk menunggu usia ideal.

"Pasangan muda yang sudah telanjur menikah disarankan untuk menahan memiliki momongan hingga menginjak usia ideal dengan memakai alat kontrasepsi kondom," pungkasnya.