Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis KPA Selamatkan 2 Bocah yang Hidup dengan Anjing

Kompas.com - 28/11/2013, 19:01 WIB

MANADO, KOMPAS.com — Seorang aktivis Komisi Perlindungan Anak (KPA) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) akhirnya menjemput dua balita, Nona (4,5) dan Ramadhan (2), yang dianiaya dan ditelantarkan ibunya, Martha Wartabone.

Adalah Jull Takaliuang, aktivis KPA Sulut, yang menjemput kedua balita tersebut. Itu menyusul pemberitaan tentang Nona dan Ramadhan yang ditelantarkan dan dianiaya ibu kandung.

Kedua balita itu juga menempati kediaman yang tampak seperti kandang ternak, dekat Kompleks Perumahan Telkom, Desa Kalasey I Dusun III, Kabupaten Minahasa.

"Ibu mana yang tak tersentuh kalau melihat kondisi anak seperti Nona dan Ramadhan. Saya juga tersentuh. Saya berpikir, anak-anak ini harus diselamatkan karena dalam kondisi telantar dan diselimuti kekerasan yang dilakukan sang ibu," tutur Jull kepada Tribun Manado, Kamis (28/11/2013).

TRIBUN MANADO/CHRISTIAN WAYONGKERE Inilah rumah yang ditempati Nona dan Ramadhan, dua bocah balita yang ditelantarkan ibu kandung. Di rumah itu juga mereka hidup bersama anjing, ayam dan bebek.

Kondisi yang serba kotor dan berbau tak sedap tidak menyurutkan kedua tangan Jull untuk memeluk dan memandikan kedua anak itu.

Dengan penuh kelembutan dan kesadaran, Jull bersama warga sekitar memandikan kedua anak tersebut di keran air dekat sumur milik warga sekitar. Kedua bocah itu pun terlihat segar dan bersih.

"Kami selaku Komda PA menyesalkan tindakan orangtua yang masih banyak menelantarkan anaknya. Bagaimanapun kondisi ekonomi keluarga, anak harus dipenuhi haknya, apalagi masa balita adalah masa peletakan fundamental karakter anak," kata dia.

Tak berhenti sampai di situ, berkat dukungan dan topangan dari warga sekitar yang tidak rela melihat penderitaan sang anak, dia melaporkan perbuatan sang ibu ke Polres Manado. Keberadaan Martha atau Ata sampai saat ini belum diketahui.

"Anak-anak seperti ini harus diselimuti dengan kasih sayang dari orangtua maupun orang-orang di sekitarnya," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, kehidupan Nona dan Ramadhan sangat mengenaskan. Mereka hidup dalam sebuah rumah gubuk bersama hewan-hewan, seperti anjing, ayam, dan bebek. Menurut tetangga, anak-anak itu sering dianiaya ibunya, seperti dipukul atau disiram air panas.

Mereka juga kerap kelaparan. Bila ada tetangga yang memberi makan, sang ibu justru marah dan memilih memberikan makanan itu pada hewan-hewan peliharaannya. Tak jarang, justru Nona dan Ramadhan yang dihajar gara-gara mendapat makanan dari orang lain. (Christian Wayongkere)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com