Penyerangan itu terjadi setelah polisi yang melakukan pengamanan, meninggalkan kampus pasca-penikaman seorang mahasiswa dari Fakultas Hukum yang terjadi Rabu siang, di dalam halaman kampus.
Belum diketahui siapa pelaku serta motif penyerangan tersebut. Penyerangan itu berakhir setelah puluhan mahasiswa UMI yang dilengkapi parang panjang, celurit, dan panah berhasil memukul mundur sekelompok pemuda itu.
Pembantu Rektor (PR) 3, Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, UMI, Achmad Gani menyesalkan tindakan kepolisian yang telah meninggalkan pengamanan tanpa terlebih dahulu memberitahukan pihak kampus. Hal itu mengakibatkan sekelompok pemuda mudah masuk ke kampus dan menyerang mahasiswa yang ada di dalam.
"Kenapa petugas tinggalkan kampus di saat situasi masih belum kondusif pasca-penikaman. Kami sudah meminta pengamanan dengan cara menyurati polres maupun polsek," ungkap Achmad.
Sementara itu, Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polrestabes Makassar, AKBP Muhammad Ridwan membantah, petugas meninggalkan kampus. Menurutnya, saat penyerangan, petugas berjaga di depan pintu gerbang utama kampus UMI.
"Siapa bilang petugas tidak ada? Ada kok. Malah kami tambah jumlah petugas untuk mengamankan kampus," jelas Ridwan.
Akibat dari penyerangan itu, tujuh unit sepeda motor yang terparkir di kampus rusak. Hingga malam, polisi masih melakukan penjagaan ketat di dalam kampus UMI yang terletak di Jalan Urip Sumerharjo, Makassar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.