Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Luwu Mulai Kondusif

Kompas.com - 13/11/2013, 07:35 WIB

LUWU, KOMPAS.com —  Situasi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, terutama di Kecamatan Walenrang, mulai kondusif pasca-bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, Selasa (12/11/2013). Namun, aparat masih mengetatkan penjagaan untuk mengantisipasi kemungkinan aksi massa terulang.

”Situasi mulai kondusif. Petugas sudah bisa membuka jalan yang diblokade massa,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Endi Sutendi.

Dari informasi yang dihimpun, bentrokan ratusan warga dan mahasiswa dengan polisi pecah sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Pengunjuk rasa menduduki jalan Trans-Sulawesi yang melintasi Walenrang sejak Senin. Jalan itu menghubungkan wilayah di pesisir timur Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Massa meluapkan kekecewaan karena wilayah Walenrang dan Lamasi tidak segera dimekarkan menjadi daerah otonom baru, yang dinamai Kabupaten Luwu Tengah. Mereka menuntut pemerintah merealisasikan usulan pemekaran itu. Jarak Walenrang dari ibu kota Kabupaten Luwu, Belopa, 78 kilometer dan terpisahkan oleh Kota Palopo.

Sudirman (28), warga, di lokasi bentrokan, mengatakan, massa memblokade jalan dengan melintangkan pohon, pos ronda, dan tenda. ”Jumlahnya ratusan orang,” katanya.

Polisi berupaya membuka blokade itu. Namun, massa melawan dengan melemparkan batu dan bom molotov ke arah polisi. Sekitar 700 polisi berusaha mengendalikan massa dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet. Massa pun bubar.

Seorang warga tewas

Akibat bentrokan itu, sejumlah polisi, mahasiswa, dan warga pun terluka. Endi menambahkan, seorang warga Walenrang bernama Chandra (25) dilaporkan tewas dengan luka di dada kiri dalam kejadian tersebut.

Menurut Endi, polisi belum bisa memastikan penyebab kematian Chandra. ”Warga itu dibawa ke Polsek Walenrang dalam keadaan meninggal. Jenazahnya dibawa ke rumah sakit di Palopo untuk diotopsi,” katanya.

Endi menjelaskan, polisi juga mengamankan 27 orang yang diduga melakukan penyerangan dan aksi blokade jalan Trans-Sulawesi itu. Turut pula diamankan sejumlah barang bukti, seperti katapel dan senjata tajam.

Secara terpisah, Ketua DPRD Sulawesi Selatan M Roem berharap semua pihak bisa menahan diri terkait dengan masalah itu agar gejolak tak berlanjut. Ia pun bisa memahami kekecewaan masyarakat terkait ketidakjelasan nasib pemekaran Luwu Tengah hingga kini.

Roem mengemukakan, DPRD Sulawesi Selatan mengusulkan pembentukan Kabupaten Luwu Tengah dan Bone Selatan sejak dua tahun lalu. ”Namun, yang memperoleh titik terang baru Bone Selatan. Kami akan menanyakan kepada Komisi II DPR apa kendalanya,” ujarnya.

Di Jakarta, Selasa, pemerintah berharap tak ada pemekaran daerah lagi hingga revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah selesai. Menurut Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, meski kerusuhan di Luwu terkait pemekaran daerah, hal itu tidak bisa menjadi dasar pembentukan daerah baru. Aspirasi masyarakat saja tak cukup untuk mendorong pemekaran wilayah. (ENG/INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com