Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriminalitas Remaja Resahkan Warga Balikpapan

Kompas.com - 01/11/2013, 17:57 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Kepolisian Sektor Utara di Balikpapan, Kalimantan Timur, belakangan ini tengah disibukkan tindak kriminal yang dilakukan remaja. Sejumlah remaja berusia 14 hingga 16 tahun harus berurusan dengan polisi lantaran aksi mereka dari pencurian kendaraan bermotor, membobol rumah, hingga mabuk lem atau kerap disebut ‘ngelem’.

“Kebanyakan anak-anak itu adalah anak-anak yang tidak terurus dengan baik oleh orangtuanya. Dan di kawasan kami banyak sekali anak-anak yang tidak terurus dengan baik oleh orang tuanya ini,” kata Kanit Buser dan Rekrim Polsek Utara, Aiptu Wagino, saat mendampingi Kapolsek Utara, Komisaris Polisi Suharno, Jumat (1/11/2013).

Selain tidak terurus, keberadaan anak-anak putus sekolah berpengaruh buruk. Kehidupan anak-anak ini, tutur Wagino, meresahkan masyarakat sekitar. Polisi menangkap beberapa bocah diantara mereka yang terbukti terlibat tindak kriminal.

“Ada sebuah warnet di kawasan Gunung Kawi, di mana anak-anak yang dinilai bermasalah sering kumpul-kumpul di sana. Biasanya mereka berkumpul disitu,” kata Wagino.

Menghadapi persoalan anak-anak yang dinilai meresahkan ini, mereka pun kerap terjaring razia rutin polisi. “Kami sering melakukan razia. Anak-anak di bawah 18 tahun banyak terjaring. Kami bawa ke kantor, kami bina, kami data, lalu kami kembalikan langsung ke orang tuanya. Tapi di tiap razia berikutnya, anak-anak itu pula yang kembali tertangkap. Ini jelas (menyulitkan),” kata Wagino.

Pada akhir Oktober 2013 kemarin, polisi menangkap As (15) dan Fs (14). Keduanya nyaris menjadi bulan-bulanan warga lantaran diduga berniat mencuri motor yang tengah parkir di pinggir jalan. As dan Fs membantah tuduhan itu.

“Kami hanya berniat mengambil bensin motor di situ saja. Waktu mau pulang pakai motor, kehabisan bensin. Kami berhenti. Ada motor di situ, kami ambil saja bensinnya,” kata As menunjuk motor yang dikendarainya.

Pemilik motor mencurigai aksi ini. Ia segera meneriaki As dan Fs sebagai pencuri. Keduanya mencoba kabur, tetapi terhenti warga sekitar. Mereka nyaris dihajar warga seandainya polisi tidak segera mengamankan keduanya.

Dari pemeriksaan di polsek, polisi mendapati kabar bahwa motor yang dipakai As dan Fs sebagai motor yang dinyatakan hilang di daerah Semoi, Kutai Kartanegara. “Setelah kami amankan, ternyata mencuri bensin adalah alasan. As dan Fs sebenarnya berniat mencuri motor atas suruhan seseorang yang tengah kami kejar saat ini. Dia ini juga anak di bawah umur,” kata Wagino.

Sebelumnya, seorang pelajar kelas 1 SMP ditangkap polisi saat asyik mabuk lem (ngelem) di kawasan Gang Selamat pada 30 Oktober lalu. Fx (14), ditahan lantaran terbukti mencuri sebuah motor Yupiter MX KT 2036 YP pada 26 Oktober 2013.

Polisi menahan Fx setelah upaya pencarian dirinya sejak 27 Oktober 2013 lalu. Fx diciduk polisi saat tengah ngelem bersama sejumlah teman sebayanya. Di hadapan polisi Fx mengaku disuruh dua temannya.

“Meski ia mengaku ada temannya yang menyuruh, tetapi karena barang bukti itu ada padanya maka ia sendiri pelakunya. Ia pelaku perseorangan,” kata Aipda Eka, anggota Polsek Utara.

Komplotan Bocah Garong Akhir Oktober 2013 lalu, Kepolisian Sektor Utara Balikpapan juga mengungkap komplotan anak di bawah umur, yang menamakan diri Komplotan Bocah Garong. Komplotan ini tidak hanya mencuri kendaraan bermotor, tetapi juga menjambret, bahkan membobol rumah.

Polisi mengamankan dua dari tiga anggota komplotan ini. Keduanya, La dan Sup, yang masih 16 tahun. Komplotan ini melakukan aksi spektakuler dengan 11 aksi pencurian kendaraan bermotor serta delapan aksi jambret. “Mereka semua tetap akan menghadapi ancaman pasal 363 KUHP tentang pencurian dan percobaan pencurian. Hukumannya bisa sampai lima tahun,” kata Wagino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com