Bukan hanya itu, mereka juga wajib berkomunikasi menggunakan bahasa Madura selama dua hari tersebut. Kepada siapa pun, semua PNS, mulai dari tingkat kabupaten sampai di desa, semuanya wajib berbahasa Madura.
Ternyata, bahasa Madura terasa asing di lidah sebagian orang Madura yang ada di lingkungan Pemkab Pamekasan. Terlebih lagi, yang harus digunakan adalah bahasa Madura halus. Tata bahasanya amburadul antara bahasa Madura halus dan kasar sehingga kedengarannya terasa lucu.
Yang menarik adalah ketika apel pagi di Kecamatan Peragaan. Bahasa Madura digunakan dalam seluruh prosesi. Dari perintah berbaris, hingga laporan pembina apel, menggunakan bahasa Madura yang diterjemahkan dari bahasa Indonesia.
Yang lucu ialah ketika bahasa-bahasa upacara diterjemahkan dengan bahasa Madura. Misalnya, "hormat grak" menjadi "angkak tanang grak", "tegak grak" menjadi "toron grak" dan beberapa bahasa Madura lainnya yang membuat peserta apel tertawa.
"Pangapora manabhi bahasa Madhure kaule benyak se korang sae karna tak biasa tor mator ngangguy bhesa Madhure," kata Muhammad Zaini, Sekretaris Kecamatan Peragaan, Rabu pagi.
Maksud kalimat tersebut adalah "mohon maaf jika bahasa Madura saya banyak yang kurang bagus karena tidak terbiasa berbicara menggunakan bahasa Madura."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.