Kirab pengantin yakni prosesi yang dilakukan untuk mengantar mempelai dan kedua orang tuanya sampai kepelaminan. Kirab dilakukan dengan iring-iringan kereta kuda yang disertai arak-arakan prajurit keraton.
Kirab keraton biasanya mengambil rute memutari wilayah Keraton, namun untuk kirab pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro, hanya mengambil rute dari Pagelaran Keraton Ngayogyakarta menuju ke Kantor Kepatihan di Jalan Malioboro.
Total, ada 12 kereta kuda yang digunakan dalam kirab ini. "Mempelai akan menggunakan kereta Kanjeng Kyai Jongwiyat," kata Ketua Panitia pernikahan GKR Hayu dengan KPH Notonegoro, Senin lalu.
Sementara kereta yang digunakan untuk Sri Sultan bersama GKR Hemas adalah kereta Kyai Wimono Putro. Kereta ini ditarik oleh delapan ekor kuda.
Arak-arakan ini selain untuk memperkenalkan kedua mempelai kepada masyarakat juga sebagai simbol dekatnya hubungan keraton dengan rakyatnya. Prosesi ini juga merupakan simbolisasi manungal ing kawulo gusti yang artinya menciptakan kesejahteraan bagi umat manusia.
"Ketika pemimpin bersatu dengan rakyat, pasti akan ada kemakmuran dan ketentraman," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.