Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Keindahan Bunaken, Warga Krisis Air Bersih

Kompas.com - 22/10/2013, 09:15 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Di antara puja-puji keindahan bawah laut Bunaken, ternyata ada berbagai persoalan bagi warga yang bermukim di Pulau Bunaken. Salah satunya adalah krisis air bersih yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

Warga Bunaken yang ditemui di kawasan pelabuhan Manado, Calaca mengakui bahwa untuk mendapatkan air bersih, mereka harus membelinya dari Manado. "Jika hujan tidak turun, kami harus ke Manado beli air. Satu galon air bersih Rp 20.000," ujar Pengki, warga Bunaken, Selasa (22/10/2013).

Menurut Pengki, dulunya Pemerintah Kota Manado secara rutin mensuplai air bersih ke pulau mereka. Tetapi sudah hampir lima tahun ini, kapal penyuplai air bersih itu sudah tidak beroperasi lagi.

Sementara alat desalinator, pengubah air laut menjadi air tawar kini juga rusak. "Mau bagaimana lagi, ya kami harus beli dari sini (Manado). Padahal di Bunaken begitu banyak cottage dan resort berdiri. Tapi itu bukan kami punya, kami hanya pekerja di sana. Mereka cuma datang ambil keuntungan di Bunaken, kami yang susah," keluh Pengki.

Kondisi itu mengundang keprihatinan anggota DPRD Kota Manado, Audy Lieke, menurutnya pemerintah kota semestinya lebih memperhatikan pembangunan fasilitas sarana umum di Bunaken. Pasalnya, pulau itu merupakan salah satu destinasi wisata utama di Sulut.

"Pemerintah perlu segera menyelesaikan persoalan itu. Masa untuk air bersih saja mereka harus datang ke Manado. Jangan biarkan berlarut-larut kondisi memprihatinkan ini," tegas Lieke. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com