Sejak sekitar pukul 14.00 WIB, warga mulai berdatangan dan memenuhi sepanjang jalan dari titik kumpul peserta pawai yakni di Ngabean, Kota Yogyakarta sampai depan Alun-alun Utara. Teriknya matahari yang menyinari Kota Gudeg ini tak menyurutkan niat warga untuk menyaksikan acara perayaan HUT Kota Yogyakarta.
Sebagai pembuka jalan, ada 10 Bregodo (pasukan) mulai dari Bregada Wirobrojo, Bregada Daeng, Bregada Patangpuluh, Bregada Jogokarya, Bregada Prawiratama, Bregada Nyutra, Bregada Ketanggung, Bregade Mantrijero, Bregada Lombok Abang,Bregada Plangkir. Semua Bregada lengkap dengan senjata dan pakaian kebesaran. Barisan Bregada ini diikuti di belakangnya beberapa perwakilan kecamatan dan kelurahan yang ada di kota Yogyakarta. Tampak pula barisan Bregada yang memanggul "ubo rampe" hasil bumi untuk diserahkan kepada raja.
"Saya sejak tadi siang nunggu di depan kantor pos. Ya, panas mas, tapi sayang kalau dilewatkan," jelas Untari (23), warga Condongcatur, Sleman saat ditemui di acara pawai budaya, Senin.
Sementara itu, Sumarti (43), salah satu peserta pawai dari Kecamatan Kota Gede, Yogyakarta mengungkapkan, persiapan untuk menampilkan "Gejok Lesung" sekitar 2 hari. Total ada 15 orang pemain Gejok Lesung.
"Capeknya tidak terasa, kan bareng-bareng sama peserta lain. Lebih banyak senangnya bisa memeriahkan acara HUT kota Yogya," katanya.
Pawai budaya berakhir di dalam Pagelaran Keraton Ngayogyokarto. Di dalam Keraton, para peserta pawai duduk, beristirahat sambil menunggu kedatangan Raja Ngayogyokarto Hadiningrat, Sri Sultan HB X yang rencananya akan menyampaikan Sabdatama di hadapan rakyat Yogya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.