Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Kebakaran saat Kemarau, TNBTS Siagakan Mobil Damkar

Kompas.com - 03/10/2013, 12:39 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyiagakan petugas dan mobil pemadam kebakaran di sekitar kawasan padang sabana dan Gunung Bromo sebab di musim kemarau seperti saat ini rawan terjadi kebakaran.

Menurut petugas pelayanan dan pemanfaatan Balai Besar TNBTS, Novita Kusumawardana, Kamis (3/10/201), pihaknya menyiagakan mobil damkar di sekitar padang sabana dan Gunung Bromo. "Karena di padang sabana terhampar rumput ilalang yang mengering. Jika musim kemarau, rawan sekali kebakaran," katanya.

Kebakaran, jelasnya, rawan terjadi karena ulah manusia atau pengunjung yang datang ke Gunung Bromo. Para pengunjung tersebut, sering membuang puntung rokok di kawasan kaldera Tengger itu. "Akibatnya, merembet membakar padang sabana," katanya. 

Tak hanya itu, beber Novita, api juga membakar vegetasi di hutan sekitar savana. Adapun jenis vegetasi yang terbakar meliputi cemara gunung, bambu hutan, akasia dan semak belukar.

"Jika terjadi kebakaran, pemadamannya dilakukan secara bergotong royong bersama petugas jagawana dengan masyarakat sekitar hutan. Biar enak kita siapkan mobil PMK dan petugasnya," katanya.

Novita menambahkan, antisipasi atau untuk mencegah kebakaran, petugas terus melakukan patroli keliling kawasan. "Kita juga sudah memasang papan pengumuman di sejumlah titik melarang pengunjung membuang puntung rokok," akunya.

Masyarakat sekitar juga dibentuk warga peduli api. Mereka bekerja sama dengan petugas BBTN BTS. "Dari data kami, sejak tahun lalu, luas padang sabana yang terbakar sudah mencapai 53 hektar," katanya. 

Pihak TNBTS sudah pernah menangkap penyebab kebakaran. "Sebanyak tiga pelaku sudah diadili di Pengadilan setempat. Pelaku dijerat pasal 41 dan 42 Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dengan ancaman hukuman kurungan maksimal 10 tahun dan denda Rp 500 juta," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com