Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewati Masa Kritis, Bayi Kembar Parasit Terbilang Kuat

Kompas.com - 26/09/2013, 15:57 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Meski usia Ginan Septian Nugraha belum genap seminggu saat dokter melakukan operasi pemisahan dengan bayi parasit atau tumor epignathus teratoma yang menempel di dalam mulutnya, Rabu (25/9/2013) kemarin, Ginan bisa dikatakan bayi yang cukup kuat karena kondisinya cepat membaik pasca-operasi.

"Terbilang cukup kuat untuk bayi seperti itu," kata dokter spesialis bedah anak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dicky Drajat, saat ditemui di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU), Kamis (26/9/2013).

Dicky menambahkan, kondisi stabil ditunjukkan oleh bayi Ginan tidak lama setelah operasi selesai. Bayi pasangan Aep Supriatna dan Yani Mulyani ini tidak perlu menunggu waktu lama di dalam ruang recovery dan segera dikembalikan ke ruang NICU untuk mendapat perawatan. Selain itu, organ-organ Ginan pun berfungsi dengan baik. "Relatif stabil, dia bisa melewati masa kritis," ujarnya.

Sementara itu, untuk melakukan rekonstruksi dan perbaikan rahang bawah Ginan Septian Nugraha yang tidak bisa menutup setelah bayi parasit yang keluar dari mulutnya terlepas, Ginan harus memenuhi syarat medis bernama "Rule of Tens".

Dicky menjelaskan, syarat "Rule of Tens", yaitu berat badan bayi harus lebih dari 10 pon atau sekitar 5 kilogram, usia lebih dari 10 minggu, kadar hemoglobin darah lebih dari 10 gram persen yang menunjukkan kemampuan oksigenasi anak baik, serta jumlah sel darah putih kurang dari 10.000 per ml. Jika prasyarat ini terpenuhi, maka Ginan akan terjamin dalam suatu operasi yang aman. Selain itu, risiko pembiusan dan risiko pembedahan bisa diminimalisasi dengan prediksi kesembuhan yang baik.  

"Saya sudah ngobrol dengan ahli bedah plastik. Persyaratannya harus dipenuhi," kata Dicky saat ditemui di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSHS Bandung, Kamis (26/9/2013).

Dicky mengatakan, operasi rekonstruksi dan perbaikan rahang bawah Ginan akan diserahkan sepenuhnya kepada tim bedah plastik RSHS Bandung untuk mengetahui metode dan teknik yang akan digunakan. "Selain spesialis operasi plastik, teknik operasi rahang bisa juga dilakukan oleh spesialis bedah mulut," terangnya.

Dicky menambahkan, operasi tersebut tidak harus dilakukan terburu-buru jika sifatnya hanya memperbaiki penampilan. Namun, jika sifatnya untuk mengembalikan fungsi, kata dia, maka operasi tersebut memang patut segera dilakukan.

"Minimal poin-poin tadi tercapai agar anak bisa melalui suatu trauma operasi. Tapi sebenarnya tidak urgent, kalau operasi kemarin memang harus segera dilakukan karena mengancam jiwa. Operasi rekonstruksi kita lakukan untuk memperbaiki fungsi seperti menelan, menyedot, dan lain-lain," katanya.

Seperti diberitakan, Ginan Septian Nugraha terlahir dengan kondisi conjoined twin parasitic atau kembar siam parasit. Saudara kembarnya yang memiliki bentuk tidak sempurna, menempel dan keluar dari mulut bayi yang sehat. Dokter menyebut bayi parasit tersebut sebagai tumor epignathus teratoma. Setelah dilakukan operasi pemisahan, mulut Ginan tidak bisa menutup lantaran rahang bawahnya terbiasa menahan beban kembarannya yang bersifat parasit itu. Sendi rahang Ginan tidak berada pada tempatnya.

---

Informasi penyaluran bantuan untuk Keluarga Ginan Septian Nugraha dapat menghubungi e-mail: redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com