Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Tahu-Tempe "Menangis", Harus Naikkan Harga

Kompas.com - 03/09/2013, 11:32 WIB
Sri Rejeki

Penulis

SOLO, KOMPAS.com — Meroketnya harga kedelai membuat perajin tahu dan tempe di Solo berancang-ancang untuk menaikkan harga jual.

Selama ini, mereka menghindari menaikkan harga jual demi mempertahankan pelanggan, dengan cara mengurangi pemakaian kedelai atau memperkecil ukuran tahu dan tempe. Namun, dengan harga kedelai yang melampaui Rp 9.000 per kilogram, perajin sangat kesulitan mengatur biaya produksi.

"Perajin sekarang menangis. Seminggu ini kami mendekati bakul (pedagang) agar mereka tidak keberatan harga dinaikkan. Ada perajin tempe yang berhenti, menunggu harga naik, baru akan mulai produksi lagi," kata Aco Warso, Ketua Paguyuban Perajin Tahu Tempe "Sumber Rejeki" Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Selasa (3/9/2013).

Harga eceran kedelai di Solo Rp 9.100-Rp 9.200 per kilogram. Menurut Aco, pihaknya berencana menaikkan harga jual 10-15 persen. Misalnya, satu papan tahu yang berisi 90-100 buah harganya akan dinaikkan dari Rp 17.000 menjadi Rp 20.000.

Sekretaris Paguyuban Sumber Rejeki di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Suradi Cokro Ismoyo, mengatakan, perajin saat ini tertolong dengan panen kedelai lokal yang harganya di bawah kedelai impor, yakni Rp 8.600 per kilogram.

Perajin memperoleh kedelai dari Sambi dan Simo, Boyolali. Harga kedelai impor di Kartasura mencapai Rp 9.000 per kilogram. Namun, pihaknya memperkirakan keberadaan kedelai lokal ini tidak akan lama karena hasil panen tidak banyak. "Paling hanya cukup sebulan," katanya.

Ia berharap, pemerintah mengambil langkah jangka panjang, yakni menciptakan kendali harga terhadap kedelai impor. Hal tersebut dilakukan agar kejadian saat ini tidak berulang kembali.

"Baik juga Bulog dibolehkan impor kedelai lagi sehingga importir tidak bisa seenaknya menaikkan harga karena ada kedelai dari Bulog yang harganya terkendali," kata Suradi.

Aco berharap, pemerintah mendorong petani agar berminat menanam kedelai dengan membantu harga jual dari petani stabil. Agar harga saat panen tidak jatuh, menurutnya, ada baiknya Bulog kembali difungsikan untuk membeli kedelai petani.

"Dulu tidak pernah ada ceritanya kedelai naik tinggi begini," kata Aco yang telah membuat tahu sejak 29 tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com