Manajer Humas PT KAI Daerah Operasional V Purwokerto Surono, Senin (5/8/2013), mengatakan, pihaknya menerimpa laporan adanya pelemparan batu pada Sabtu lalu saat KA Kutojaya Selatan hendak memasuki Stasiun Kebumen. Pelemparan terjadi pada malam hari.
"Kaca jendela retak, tapi tidak tembus ke dalam gerbong. Jadi, tidak ada penumpang terluka," ujarnya.
Menurut Surono, hasil identifikasi menunjukkan bahwa aksi itu kerap dilakukan oleh anak-anak iseng. Mereka kerap melakukan pelemparan di Stasiun Gombong-Kebumen dan Stasiun Prupuk-Kretek di Kabupaten Brebes. "Biasanya anak-anak tinggal di sekitar jalur itu yang melakukannya," ucapnya.
Menurut dia, aksi pelemparan tersebut merugikan PT KAI karena biaya perbaikan kereta cukup mahal. Biaya penggantian kaca jendela yang pecah atau retak saja mencapai Rp 500.000 per unit.
"Selain itu, jika ada yang terluka, kami juga wajib mengganti biaya rawat," tambah Surono.
Untuk mengantisipasi aksi berulang, PT KAI berkoordinasi dengan aparat keamanan wilayah setempat, personel Kepolisian Brimob, dan Polisi Khusus KA (Polsuska) yang mengawal perjalanan kereta.
Surono menyadari, keterbatasan personel pengamanan dan luasnya areal rawan menyebabkan aksi itu sulit diberantas. Oleh karena itu, dia meminta pengertian dari masyarakat di sepanjang jalur KA untuk ikut menghormati para penumpang KA dengan tidak melempari kereta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.