Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Kapal Angkut Penumpang Melebihi Kapasitas

Kompas.com - 28/07/2013, 14:12 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


SUMENEP, KOMPAS.com — Warga yang biasa menggunakan kapal motor untuk ke pulau-pulau di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengeluh karena pemilik kapal sering memuat penumpang melebihi kapasitas kapal.

Kondisi itu terutama terjadi ketika terjadi peningkatan arus penumpang, seperti arus mudik Lebaran seperti saat ini.

Ainur Rasyid, warga Pulau Raas Kabupaten Sumenep mengatakan, penumpang kapal motor biasanya berangkat dari beberapa pelabuhan kecil di Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Pamekasan, yang hendak menuju pulau-pulau kecil di Sumenep.

Kapal-kapal itu dipaksa memuat penumpang dan barang yang melebihi kapasitasnya. Hal itu demi meraih keuntungan semata dengan mengabaikan unsur keselamatan penumpang dan barang yang dibawa, kata Ainur.

“Sudah menjadi kebiasaan kalau menjelang Lebaran, kapal-kapal motor di Sumenep mengangkut sampai melebihi kemampuannya. Tentu ini sangat membahayakan bagi penumpang,” kata Ainur Rasyid, Minggu (28/7/2013).

Dijelaskan Ainur, kapal motor memang menjadi alternatif angkutan Lebaran di Kabupaten Sumenep karena kapal-kapal besar hanya datang pada waktu-waktu tertentu. Padahal warga ingin lekas sampai ke kampung halaman. Hal itu kemudian dimanfaatkan oleh pemilik kapal motor yang bisa mengangkut penumpang dan barang lebih banyak.

“Beberapa tahun silam ada kejadian kapal tenggelam karena melebihi muatan hingga menyebakan korban meninggal. Tentu hal ini tidak kami ingin terulang kembali,” ungkap Ainur.

Kondisi itu berlangsung tidak hanya menjelang hari raya Idul Fitri, tetapi juga saat arus balik dan  pada hari raya Idul Adha atau yang juga disebut Lebaran Haji. Pemilik kapal memanfaatkannya untuk meraup keuntungan berlipat. "Apalagi kalau ada jemaah haji pulang dari Mekkah," kata Ainur.

Menurut mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta itu, biaya transportasi dengan kapal motor memang lebih murah. Selisihnya sekitar 10 persen dibandingan biaya untuk kapal besar dari Pelabuhan Kalianget.

Karena itu dia berharap Dinas Perhubungan setempat memantau aktivitas kapal motor di beberapa pelabuhan kecil. Dia berharap ada teguran bagi yang melanggar.

“Dishub Sumenep harus bergerak sebelum ada korban kapal tenggelam lagi. Apalagi beberapa hari ke depan angkutan penumpang ke beberapa kepulauan akan semakin meningkat,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com