Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gayus Tambunan Jualan Popok Bayi

Kompas.com - 05/07/2013, 22:00 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Deretan stan berjejer rapi memanjang di area pekarangan bagian dalam Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung, Jumat (5/7/2013). Puluhan stan yang dipasang di depan sel tahanan itu dilingkupi tenda panjang berkain putih.

Isi stan bermacam-macam, mulai dari perlengkapan bayi hingga alat musik angklung. Barang di dalam stan itu digelar narapidana dan keluarganya untuk dijual kepada sesama narapidana dan keluarga lainnya, juga kepada para petugas lapas.

Tema acara yang digelar selama dua hari, Jumat-Sabtu (6/7/2013), itu pun berjudul "Pasar Murah Warga Binaan". 

Satu dari sekian narapidana penghuni Lapas Sukamiskin yang membuka stan di pasar murah itu adalah terpidana kasus korupsi pajak, Gayus Tambunan. Pria bertubuh tambun itu menjajakan perlengkapan bayi dan anak balita.

Mulai dari popok bayi, celana dalam bayi, pakaian anak, sepatu, selimut, hingga karpet plastik, semua dijual dengan harga miring. Tampaknya Gayus menaati betul istilah pasar murah ini karena barang miliknya memang dijual murah.   

"Saya jual popok bayi hanya Rp 5.000. Yang paling mahal mungkin itu tuh karpet plastik buat anak-anak, harganya Rp 80.000," kata Gayus.

Gayus pun tergolong cekatan dalam menjual barangnya. Di stan itu, Gayus dibantu oleh dua saudaranya. Gayus yang tampak sehat dan bugar mengaku bahwa barang-barang tersebut sebagian milik saudaranya.

Dia tampil mengenakan kaus oblong warna biru, celana jins, dan sandal coklat, serta topi hitam bertuliskan nama sebuah klub sepak bola asal Italia, AC Milan. Gayus tampak santai. Namun, saat sejumlah fotografer mengerubunginya, ia tampak kurang antusias.

Gayus pun langsung menggerutu. "Wartawan jangan hanya bisa menceritakan orang lain saja. Coba gimana rasanya kalau diberitakan sama orang lain," kata Gayus.

Di sudut lain, Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin bolak-balik mencicipi sejumlah makanan. Syamsul menjadi penghuni Lapas Sukamiskin setelah terlibat kasus korupsi dana APBD Kabupaten Langkat saat menjabat sebagai Bupati Langkat.  

Begitupun mantan Dirut PLN Eddi Widiono, yang tersangkut kasus korupsi saat menjadi pemimpin puncak di perusahaan listrik negara itu. Ia terlihat rajin memperhatikan satu per satu stan yang menjual aneka makanan dan barang itu.

Sementara itu, mantan Mendagri RI Hari Sabarno juga terlihat santai. Meski tubuhnya terlihat lebih kurus dibanding saat menjabat sebagai Mendagri, dia terus menebar senyum. "Alhamdulillah saya sehat-sehat saja," kata Hari.

Sejumlah nama beken kini menghuni lapas yang dibangun pada zaman Belanda itu, di antaranya mantan Bendahara Partai Demokrat Nazaruddin, mantan Bupati Subang Eep Hidayat, dan mantan Wali Kota Bekas Mochtar Muhammad. Namun, ketiga orang itu tak terlihat dalam acara ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com